JAKARTA (DetakRiau.com)-Kaum milenial atau kaum muda terancam tak lagi memiliki daya beli rumah di Jakarta di tahun 2018 mendatang. Kemampuan mencicilnya tak sebanding dengan harga properti tersedia yang harus dicicil. Pasalnya, rumah-rumah di perkotaan besar, seperti di Jakarta didominasi dengan harga kisaran Rp 480 juta ke atas, yang artinya butuh gaji minimal Rp 12 juta/bulan untuk memilikinya. Padahal, kaum milenial ini hanya berpenghasilan Rp 4-7 juta saja.

Tenaga Ahli Menteri PUPR Bidang Perumahan dan Permukiman, Jehansyah Siregar, mengatakan bahwa setidaknya butuh waktu delapan tahun untuk bisa mendapatkan atau memiliki rumah bagi kaum milenial.

'Kaum milenial itu, biasanya mereka setelah lulus kemudian bekerja hingga kemudian menikah, dan sudah terhitung mapan dan menabung sekitar 8 sampai 10 tahun sejak bekerja,' kata Jehansyah kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (26/3/2017).

'Jadi sekitar 8-10 tahun masa untuk mereka sangat membutuhkan hunian layak di perkotaan. Itu biasanya mereka sudah mapan, dan itu saat bagi mereka untuk mendapatkan properti. Itu yang biasa terjadi,' sambungnya.

Namun hal itu dihitung, bila mereka bisa mendapatkan gaji paling tidak Rp 10 juta per bulan. Atau, kata Jehansyah, saat mereka memiliki dana yang cukup untuk membayar uang muka.

Jehansyah melanjutkan, dari hitungan tersebut, secara kasar kaum milenial yang bisa memiliki rumah, pada umur sekitar 30 tahun ke atas.

'Kalau cewe (perempuan) 30 tahunan, kalau cowok 35 tahun untuk sudah relatif mapan dan mampu mencicil KPR. Apakah itu apartemen atau rumah tapak. Itu bisa juga ambil di Jakarta dengan harga yang sesuai, atau seperti di Bogor, Depok, atau Tangerang. Tapi semua kembali lagi pada berapa dia penghasilannya,' tutur Jehansyah. (e2)

Ilustrasi. (f: int)