Terpilih Secara Aklamasi di Musprov III Tahun 2017
Marjoni Hendri Dipercaya Nahkodai Pordasi Riau
Minggu, 19 November 2017 - 01:46:56 WIB
 
TERKAIT:
   
 

Kampar (DetakRiau.Com) - Ir H Marjoni Hendri akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum (Ketum) Pordasi Riau masa bakti 2017-2021.

 H Marjoni Hendri dipercaya menahkodai Pordasi Riau oleh seluruh peserta musyawarah provinsi (musprov) III yang berlangsung di Tiga Dara Hotel and Resort, Jalan Kubang Raya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu (18/11/2017) sore.

Pada kepengurusan Pordasi Riau masa bakti 2013-2017 yang diketuai H Jufri Hasan Basri, H Marjoni Hendri menduduki posisi sebagai Ketua Harian.

Kepada detakriau.com, H Marjoni Hendri menyampaikan, Pordasi Riau saat ini sudah berumur 8 tahun. Artinya, kepengurusan Pordasi Riau sudah dua kali periode. Di Musprov III Pordasi Riau tahun 2017 ini, semuanya akan terus dipacu. 

:Kemarin, kita baru dalam tahap pengembangan dan sosialisasi berkuda di Riau. Ternyata, penggemar berkuda akhir-akhir ini semakin banyak di Riau. Dan ini harus kita dipacu sebagaimana meningkatnya olahraga berkuda ini di seluruh Provinsi Riau. Disamping kita membawa nama daerah, tentu dapat meningkatkan roda perekonomian di Provinsi Riau. Supaya semuanya bisa berjalan sesuai harapan. Dan ini juga sesuai dengan visi misi Riau 2020, dimana Riau sebagai pusat budaya Melayu yang otomatis perekonomian akan bisa meningkat," ulas Marjoni.

Barangkali melalui olahraga berkuda ini, kata Marjoni, akan ada multi effect. Karena seluruhnya punya potensi, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya yang diyakini bisa meningkat. 

"Kebetulan saat ini kita berada di Kubang Raya yang memiliki sarana dan prasarana yang paling tepat. Soalnya di seluruh Indonesia saya melihat tidak ada yang seperti ini, terutama dekat dengan bandara dan jauh dari kemacetan dari padatnya perkotaan. Selain itu, potensi alam di Kubang Raya ini sangat tepat. Dimana di sekitar kawasan ini memiliki makanan kuda yang lengkap seperti rumput dan tanaman sagu. Kemudian banyak penduduk di sekitar yang belum mendapat pekerjaaan bisa dilibatkan disini," kata Marjoni seraya menjelaskan, satu ekor kuda itu bisa melibatkan 7 orang untuk merawat kuda. Apalagi seluruh provinsi, kalau mereka terpikat melihat lokasi ini pasti mereka yang punya kudanya seperti mereka di Manado dan Jawa Timur akan meletakkan kudanya disini. 

"Artinya apa? di Kubang Raya inilah pusat operasi dan peternakan kuda. Seperti di luar kita lihat Singapura. Singapura itu negara kecil, lahannya sempit. Malaysia juga demikian," ucap Marjoni.

Terkait dukungan dari H Jefry Noer, Marjoni mengatakan, sebenarnya sudah lama dia mencanangkan dan ingin daerah Kubang Raya ini dipotensikan terutama untuk membuka lapangan pekerjaan. Karena kebetulan saat itu sama-sama sibuk, maka niat tersebut harus ditunda dulu.

"Kebetulan saat itu kita sibuk mengembangkan dan mensosialisasikan olahraga berkuda dan beliau (Jefry Noer) juga sibuk di birokrasi pemerintahan, sehingga rencana kami tertunda. Walaupun tertunda, namun Pak Jefry Noer tetap berkiprah untuk terus menekuni peternakan kuda dan akhirnya Pak Jefri Noer sudah memiliki 7 ekor kuda,'' katanya sembari menyebutkan, ternyata di bawah pohon sawit miliknya tidak lagi disiang, tapi dilepas kuda sudah bersih. Artinya apa? ternyata sudah bisa mengurangi cost atau biaya operasional.

Dengan adanya olahraga berkuda di kawasan Kubang Raya milik Jefry Noer ini, sebut Marjoni, menjadi salah satu potensi yang mungkin bisa diangkat dan memajukan olahraga berkuda serta potensi alam yang ada di Kubang Raya. Apalagi dengan adanya potensi wisata seperti berenang dan berkuda serta agrowisata, orang tidak lagi memilih Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata.

"Kita canangkan disini, orang berwisata tidak cukup satu hari dan dua hari. Kalau bisa tiga hari sampai empat hari. Karena di kawasan Kubang Raya sarananya lengkap, hotel ada dan semuanya ada di kawasan ini, Malah kalau di hotel harga kamarnya mahal, ada homestay. Bahkan kamar atlet pun juga ada. Karena itu, kita harapkan ke Pak Jefry Noer ini setiap minggu itu ada event-event keluarga," tutur Marjoni.

Disamping anak-anak diajak untuk candu kuda, kata Marjoni, melalui olahraga berkuda ternyata juga bisa menyembuhkan penyakit autis.

"Autis ternyata bisa disembuhkan melalui terapi kuda. Disinilah tempatnya," ujar Marjoni.

Mengenai atlet, kata Marjoni, Pordasi Riau juga akan segera menyiapkan atlet-atlet berkuda. Sehingga kedepan tidak lagi menyewa atlet dari luar.

"Kedepan kita akan siapkan atlet asli daerah kita. Sebab, selama ini setiap bulan banyak dikasih uang pembinaan atlet, tapi lepasnya keluar. Ini yang kita sayangkan selama ini. Maka dari itu, kita canangkan melalui musprov III Pordasi Riau tahun  2017 ini, kawasan Tiga Dara milik Jefry Noer ini sebagi pusat sentra sarana olahraga berkuda, memanah, berenang dan lain-lain," katanya.

Lalu bagaimana Pordasi Riau mengawinkan konsep agrowisata dengan olahraga berkuda ini? Dimana ada bantuan dana pembinaan ke Pordasi dari pemerintah dalam hal ini KONI, Marjoni menegaskan, kalau kemarin itu dana pembinaan atlet lepas keluar. Kedepan, dana pembinaan atlet diletakkan dan diposisikan disini. Sehingga dana atlet itu tidak lepas ke orang luar lagi.

"Banyak kemudian dana-dana bantuan dari pemerintah melalui KONI seperti biaya untuk transportasi segala macam. Kalau  sudah kita posisikan disini, kan tidak perlu lagi. Dan Insya Allah, di kawasan Tiga Dara milik Pak Jefry Noer ini nanti akan dibangun lapangan pacuan kuda 1.200 meter, ukuran nasional," katanya seraya menyebutkan, besar kemungkinan kedepan juga akan dibangun sekolah berkuda di kawasan Tiga Dara, Kubang Raya ini.

"Mungkin sekali, karena tempatnya sangat memadai untuk itu,'' ujar Marjoni sembari menyebutkan, program jangka pendek yang akan dilaksanakan adalah bagaimana tempat ini tahun depan sudah jadi. 

"Dan tahun 2018, kita kejurnas disini (kawasan Kubang Raya,red). Target kita, Riau Derby. Dan untuk pelantikan nanti, saya canangkan itu. Hari ini pelantikan, besok event untuk 60 ekor kuda. Seluruh transportasi kita tanggung dan hadiah kita kasih," katanya.

Mengenai prestasi yang pernah diraih atlet Pordasi Riau, Marjoni mengungkapkan, pada tahun 2012 pernah juara 2 kejurnas, masuk final di PON lalu serta di event-event lain seperti Jakarta Derby, Jawa Timur Derby disegani oleh pengprov Pordasi seluruh Indonesia.

"Nah ini saya rasakan sekali, kalau Riau masuk orang agak segan. Karena kita tidak segan-segan membina kuda dan memberi makan kuda itu tidak terhingga. Sebab kita ingin hasil yang baik. Dimana satu ekor kuda itu kita mengeluarkan Rp7.5.00.000 untuk biaya makan. Makanannya saja didatangkan dari Australia,'' ulas Marjoni seraya berharap kepada pemerintah daerah mari sama-samalah memperhatikan ini dan mendukung segala kegiatan, baik moril maupun materil. 

"Walaupun tidak, secara spirit kita mampu. Sebab Pordasi juga mempunyai dana taktis dari seluruh pengprov. Dimana omzetnya juga dibayar. 1 ekor kuda itu saja omzetnya mau Rp10 juta.  Dapat 30 ekor saja omzetnya bisa mencapai Rp300 juta. Uang menangnya Rp150 juta. Jadi kita punya dana hasil pengprov itu sistem main arisan," jelasnya.(ron)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -