Bahas Literasi dan Pembangunan Sosial-Ekonomi
Kementerian PPN/Bappenas akan Gelar Seminar Nasional
Rabu, 21 Februari 2018 - 17:52:25 WIB
 
TERKAIT:
   
 

Pekanbaru (DetakRiau.Com) - Kedeputian Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional RI dan Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) menyelenggarakan Seminar Nasional Literasi dan Pembangunan Sosial-Ekonomi di Ruang Djunaedi Hadisumarto (DH) 1-5, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta pada Selasa (27/02/2018).

Seminar Nasional ini akan dibuka oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang PS Brodjonegoro, dan Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, dengan menghadirkan pembicara antara lain Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia), Nirwan A Arsuka (Gerakan Pustaka Bergerak), Erlyn Sulistyaningsih (Direktur Program PerpuSeru-CCFI), dan Amich Alhumami (Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek dan Kebudayaan, Bappenas). Seminar akan dipandu oleh Retno Pinasti.

Untuk membahas Tema Literasi dan Pembangunan Sosial-Ekonomi, para narasumber akan membawakan topik pembahasan antara lain Literasi sebagai Gerakan Kebudayaan, Dampak Sosial-Ekonomi Layanan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan Digital dan Generasi Milenial, dan Meningkatkan Akses Literasi untuk Kesejahteraan.

Selain menghadirkan narasumber yang kompeten, Seminar Nasional juga akan dimeriahkan dengan pameran dari para pengusaha mikro dan kecil binaan perpustakaan daerah sebagai wujud peran literasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Pendidikan Tinggi, IPTEK dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amich Alhumami MA MEd PhD menjelaskan, Perpustakaan Nasional tidak saja dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, tapi juga dapat menjadi daya ungkit bagi ekonomi  masyarakat. 

Untuk itulah Bappenas dan Perpustakaan nasional, mengadakan pengembangan program perpustakaan yang inklusi.

Lebih lanjut Amih menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari seminar nasional tersebut, bahwa literasi dapat memberikan cara berfikir baru bagi siapa saja, sehingga perlu ditumbuhkan terus menerus agar sumber bacaan yang ada di perpustakaan di seluruh Indonesia sampai ke pelosok dapat menjadi tempat-tempat untuk pengembangan diri sekaligus ekonomi.

Amich melanjutkan, bahwa dalam hal ini literasi dimaknai melampui pengertian konvensionalnya, lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis semata. Literasi dimaknai sebagai bentuk kecerdasan kognitif, buah dari proses pendidikan yang panjang, termanifestasi pada kemampuan memahami, mercerna, dan menganalis suatu teks dan konsep, kemudian diterjemahkan ke tindakan praktis untuk mengatasi persoalan, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. 

“Perpustakaan, taman bacaan, dan pendidikan tinggi harus mulai mengubah paradigma literasi keberaksaraan ini menuju paradigma literasi yang memberdayakan masyarakat,” pungkas Amich.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, menyampaikan bahwa untuk mewujudkan literate society dan meningkatkan peran literasi untuk kesejahteraan, perpustakaan melakukan transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial. 

“Transformasi pelayanan perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan,” ungkap Syarif.

Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, menambahkan, pada dasarnya semua manusia cerdas dan kecerdasan diperoleh dengan membaca. Tidak hanya mencerdaskan, membaca juga membantu memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungan serta alam semesta.(rls)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -