Pemko Pekanbaru Sukses Terapkan Program Gas Rumah Tangga
Senin, 26 Februari 2018 - 20:49:40 WIB
 
TERKAIT:
   
 

Impian warga Kota Bertuah untuk bisa menikmati gas seperti air PDAM yang langsung mengalir ke dapur rumah, kini sudah menjadi kenyataan. Melalui program yang diberi nama City Gas atau Gas Kota, warga tidak perlu repot-repot mencari dan menggendong tabung gas yang selama ini mereka lakukan, karena jaringan gas sudah tersambung ke rumah-rumah warga. 

PEKANBARU (DetakRiau.com)-Pembangunan jaringan gas (jargas) oleh Pemerintah Kota Pekanbaru melalui program City Gas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan gas rumah tangga.

Pelaksana tugas (Plt) Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi melalui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ingot Ahmad Hutasuhut menyebutkan, jargas yang kini sudah terpasang di sejumlah kecamatan merupakan sebuah terobosan menuju Smar City (Kota Pintar) melalui perwujudan Smart Energi dan Smart Ekonomi. 

"Upaya ini mendapatkan momentum tatkala Pemerintah Pusat melalui Kemeterian ESDM memprogramkan City Gas di beberapa kota di Indonesia, salah satunya Kota Pekanbaru," kata Ingot, Senin (26/2/2018).

Untuk Kota Pekanbaru sendiri telah dilakukan tahapan pembangunan City Gas sejak 2015 lalu. Pertengahan 2016 dilaksanakan "Gas In" yang dilakukan langsung oleh Walikota Pekanbaru non aktif DR H Firdaus MT, di Kecamatan Limapuluh. 

"Pada tahun tersebut (2016) telah dilakukan pemasangan sebanyak 3.713 sambungan rumah tangga," ungkap Ingot. 

Kemudian pada 2017, terang mantan Kabag Humas Setdako Pekanbaru ini, kembali dilakukan penyambungan jargas ke 3.000 sambungan rumah tangga. Dan tahun ini diusulkan kembali untuk pemasangan 10.000 sambungan jargas ke rumah warga di wilayah Kecamatan Sukajadi, Marpoyan Damai, dan Bukit Raya.

"Diharapkan, melalui City Gas ini masyarakat bisa mengakses energi dengan lebih mudah, lebih murah, dan lebih cerdas," ucap Ingot.

Lebih Murah dan Praktis

Menurut Ingot, sambungan gas ke rumah tangga lebih praktis. Para ibu rumah tangga tak perlu repot-repot ke warung dan menggendong tabung gas ketika gas di rumah habis. Berbeda dengan LPG, sambungan gas langsung mengalirkan gas ke rumah-rumah.

"Harga gas pun jauh lebih murah. Misalnya untuk rumah tangga, kalau keluarga biasanya beli 3 tabung LPG, kan sekitar Rp 50.000 per bulan. Kalau gas rumah tangga hanya Rp 30.000-35.000 per bulan. Lebih hemat 40-50 persen dan tidak perlu menenteng tabung, dan sebagainya," urai dia.

"Selain itu, sambungan gas rumah tangga aman dari bahaya kebakaran," ulas Ingot.

Tak hanya itu, pembangunan jargas juga memangkas subsidi LPG. Dengan adanya jargas mengurangi jumlah LPG yang diimpor pemerintah sebesar 20 ribu ton per tahun. Saat ini, dari kebutuhan LPG nasional sebesar 6,5 juta ton per tahun, sebanyak 4 juta ton harus diimpor dari negara lain.

"Jadi banyak keuntungan dari jargas ini. Tidak hanya menguntungkan masyarakat, tapi juga membantu pemerintah menekan subsidi LPG dan impor LPG juga makin sedikit," papar Ingot.

Masyarakat Merasa Terbantu

Sementara itu, warga pemanfaat jargas di Kecamatan Limapuluh, Wan Abdul Karim, mengaku sangat terbantu dengan pemasangan jaringan gas rumah tangga itu.

"Alhamdulillah, saya sangat terbantu sekali dengan program City Gas ini. Saya tidak perlu susah-susah lagi mencari gas kesana kemari, karena gas langsung mengalir 24 jam. Dan Alhamdulillah sejauh ini belum ada kendala, lancar-lancar saja," tutur dia.

Wan, juga mengakui pengeluaran rumah tangga terpangkas sejak adanya jargas. "Biasanya satu bulan habis sekitar 3 tabung elpiji 3 kilogram dengan harga Rp22-25 ribu per tabung. Sekarang pengeluaran untuk tagihan jargas hanya berkisar Rp36-38 ribu per bulan," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan pemanfaat jargas lainnya, Asri (36). Warga Kelurahan Pesisir, Kecamatan Limapuluh ini mengaku sudah menjadi pelanggar jargas sejak Maret 2017 lalu. Dia merasakan keunggulan jargas dibandingkangas elpiji, di antaranya penggunaannya yang mudah, persediannya melimpah dan hemat.

"Sekarang tidak perlu takut, tinggal dinyalakan saja, sudah gampang, tiap akhir bulan bayar tagihannya," ujar dia.

Setiap bulan, Asri membayar sebesar Rp50 hingga Rp60 ribu untuk gas yang dipakainya. Besarnya biaya yang dikeluarkan, terang dia, disesuaikan dengan penggunaan gas.

"Seperti listrik PLN, semakin banyak dipakai semakin banyak dibayar. Tapi ini lebih hemat dari tabung gas," akui Asri. 

Mengenai resiko kebocoran jaringan gas, ia mengaku tak khawatir. "Pipanya aman, sementara untuk jaringan sampai ke dapur sudah dirancang langsung oleh ahlinya dari pertagas," tutupnya. (adv/disperindag/dinas kominfo).


 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -