Cegah Munculnya Paham Radikalisme dan Deradikalisasi
Dir Binmas Polda Riau: Kita di Kepolisian Tetap Mengedepankan Pola Pre-Emtif dan Preventif
Rabu, 07 Maret 2018 - 01:49:40 WIB
 
Dir Binmas Polda Riau, Kombes Pol Drs Kris Pramono.
TERKAIT:
   
 

Pekanbaru (DetakRiau.Com) - Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait ancaman bahaya paham radikalisme deradikalisasi dan terorisme, Kepolisian Daerah (Polda) Riau terus giat melakukan penyuluhan dan sambang Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Khusus (ISIS).

Dengan adanya kegiatan tersebut. masyarakat Riau. apapun agamanya, termasuk para cendekia maupun ulama supaya betul-betul memahami apa namanya radikalisme dan bagaimana cara melakukan pendekatan dan menyadarkan mereka-mereka (pelaku terorisme) melalui pola pikir.

"Jadi, kalau di kepolisian itu memang ada yang pakai cara yang soft, yang lembut. Inilah cara kami di egala macam. Itulah tugas dari Binmas," ulas Dir Binmas Polda Riau, Kombes Pol Drs Kris Pramono saat diwawancarai secara eksklusif oleh detakriau.com usai acara diskusi panel Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Khusus (ISIS) di Ballroom Hotel Premiere Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa (06/03/2018) siang.

Kombes Pol Drs Kris Pramono mengatakan, untuk kegiatan lain di kepolisian juga ada tugas preventif, pencegahan dengan patroli-patroli oleh jaharan brimob, shabara, lalulintas dan polsek-polsek serta pospol. Sedangkan dari Binmas ada yang namanya sambang desa. 

Kemudian untuk menangani yang namanya terorisme, radikalisme yang berujung terorisme, lanjut Kombes Pol Drs Kris Pramono, kepolisian menggunakan cara-cara terakhir yaitu penegakan hukum. Tentunya penegakan hukum dilakukan sesuai dengan perbuatannya berdasarkan pasal yang dilanggar. Artinya, dteruskan kepada kejaksaan dan pengadilan. 

"Tapi kita di kepolisian tetap mengedepankan pola pre emtif dan preventif ketimbang melaksanakan kegiatan penegakan hukum. Dan penegakan hukum selalu kita gunakan di kepolisian adalah sebagai salah satu cara yang terakhir. Kecuali memang ada kasus-kasus tertentu yang memang tidak bisa lagi ditorelir dan memang harus dilakukan penegakan hukum. Seperti pengiriman pengedar sabu. Apalagi dalam jumlah yang banyak," papar Kombes Pol Drs Kris Pramono,

Sekarang Ini, sambung pria yang akrab disapa Mas Kris ini, memang semua masyarakat khususnya orangtua yang mengkhawatirkan anak-anaknya terkena narkoba. 

"Terkait hal inipun kami memikirkannya kesana. Bagaimana pencegahannya. Kalau Pak Kapolri menyampaikan ada demand dan suplay. Jadi bagaimana kita bisa memberikan pemahaman supaya masyarakat khususnya para generasi muda ini bisa ditekankan demandnya, jangan sampai memakai dan diingatkan akan bahaya narkoba, jangan menggunakan apalagi mencoba-coba narkoba yang pada akhirnya akan berujung kepada ketegantungan. Sehingga tidak bisa ditinggalkan. Ini yang bahaya," beber Mas Kris.

Terkait ancaman radikalisme dan deradikalisasi di Riau, bagaimana cara kepolisian mendeteksinya? Sementara wilayah Riau sendiri sangatlah luas. Mas Kris menjelaskan, soal radikalisme, deradikalisasi dan terorisme ini bukan saja menjadi masalah kepolisian. Tapi juga masyarakat termasuk seluruh komponen bangsa harus bersama-sama meluruskan kembali, memberikan pemahaman, sama-sama melakukan perlawanan dalam arti yang soft.

Mengenai daerah-daerah Riau yang dianggap rawan munculnya radikalisne dan deradikalisasi, Mas Kris menyatakan, berdasarkan data dan informasi di daerah Kabupaten Kampar itu pernah dilakukan pelatihan.

"Sampai sekarang memang, saya sudah minta supaya dicari itu tempat pelatihan mereka. Karena dari beberapa orang yang kita mintakan keterangannya, yang notabene mereka lulusan sekolah latihan senjata dan latihan perang di Jambi, itu juga melakukan latihan di wilayah Kampar yang sampai saat ini kita belum tahu," ungkap Mas Kris.(zulmiron)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -