JAKARTA (DetakRiau.com) Wasiat politik demokrasi Presiden Republik Indonesia ke II Suharto muncul dari Gedung DPR RI Jakarta Selasa Siang (3/4/2018).
Wasiat disampaikan secara lisan dalam pertemuan di Jalan Cendana, Jakarta, kediaman pribadi Presiden Suharto setelah menjadi rakyat biasa pasca mengumumukan berhenti sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1998 lalu.
Pertemuan secara pribadi tersebut berlangsung empat mata dengan pemegang wasiat lisan seorang Letkol TNI AD Suharyanto asal Jogjakarta, sebelum menunaikan tugas menjabat sebagai Atase Pertahanan Indonesia di Australia.
Wasiat disampaikan dengan pengutaraan yang terang dan jelas tapi dengan nada intonasi yang sudah mulai melambat, sebelum Presiden Suharto meninggal. Yang sampai sekarang masih terus di ingat sekali oleh Suharyanto.
"Saya tidak anti demokrasi, saya setuju demokrasi dijalankan setelah Indonesia sejahtera mau tinggal landas", ujar Suharto yang ditirukan oleh Suharyanto.
Wasiat lisan Presiden Suharto selengkapnya sebagai berikut :
"Jaga nama baik Republik Indonesia di luar negeri. INDONESIA SUDAH MEMILIH DEMOKRASI dibawah Presiden Habibie, Presiden Gus Dur.
Memimpin negara itu tidak mudah. Saya tidak anti demokrasi.
Saya ingin demokrasi di jalankan setelah Indonesia sejahtera dahulu. Demokrasi kita akan diterapkan setelah ekonomi mau tinggal landas ", kata mendiang Suharto. Erwin Kurai.