JAKARTA (DetakRiau.com) Semakin beragam populusi hewan dalam ekosistem suatu negara, semakin kaya negara itu memiliki keanekaan ragam hayati.
Dibanyak negara sekarang ini sedang berlangsung intervensi negara untuk menjaga ekosistem guna mencegah rusaknya kualitas lingkungan dengan melakukan budi daya flora dan fauna, bahkan dengan melepas liarkan binatang buas yang langka secara langsung ke alam.
"Yang saya ketahui sekarang ini sudah banyak negara yang sedang belajar kembali pada alam. Dikita malah akhir akhir ini saya risau karena banyak yang ingin memisahkan dari pada menyatukan antar anak bangsa yang memang sejak awal memang berbeda beda. Kita harus belajar dari alam ", tegas Emil Salim Ketua Dewan Penasehat Perhimpunan Kebon Binatang Se Indonesia,PKBI, di Jakarta rabu 18/7/2018.
Kebon binatang, katanya, sekarang ini punya peran besar sebagai tempat bercermin hidup saling berketergantungan antara yang satu dengan yang lain, bukan untuk merusak.
"Alam berpesan untuk menghargai keberagaman. Kita harus memperkuat persatuan dan kesatuan dengan belajar dari alam. Kebon Binatang adalah sekolah kecilnya", ujar Emil.
Rahmat Shah Ketua PKBI menjadi saksi hidup betapa pentingnya alam untuk kesehatan. Dikatakan, saya pernah divonis mengidap kanker stadium IV tetapi tiba tiba penyakitnya hilang karena saya berobat pada alam, katanya.
Caranya dari 2, 5 hekhar tanah miliknya dijadikan 500 meter untuk rumah, sedang sisanya untuk kebon binatang pribadi, yang sekarang di buka untuk umum dan sudah ter akreditasai B oleh pemerintah, jelasnya.
Pengalaman lain dialami Hendro Priyono mantan kepala BIN. Dikatakan, ditempatnya sekarang memelihara Rusa yang terus berkembang jadi 30 ekor. Yang masing masing punya nama sendiri sendiri.
Australia sekarang sedang menangkarkan jenis Walabi asal Papua, Indonesia, di wilayah Perth. Namun Australia sangat melindungi Kanguru yang endemik di negaranya, yang jika di ekspor tidak bisa dikembangbiakan di negara tujuan. Sedang kita bebas, ungkapnya melirih.Erwin Kurai.