JAKARTA (DetakRiau.com) Pertemuan kemitaraan parlemen pasifik dengan
Menggagas Inisiatif Jakarta dengan menekankan pada kerjasama ekonomi antar negara negara pasifik
Gagasan tersebut muncul dalam sidang 15 negara
pasifik yang berlangsung di Jakarta (23/7/2018).
Pertemuan tersebut adalah baru titik awal yang akan dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya yang secara teknis akan diikuti oleh antar pemerintah.
Sementara dalam pertemuan bilateral negara negara pasifik menyatakan dukungan kepada Indonesia sebab karena sebelumnya dapat info salah dari kalangan yang tidak pernah bertempat tinggal di Pasifik.
Dari 16 negara yang berada di samudera pasifik cuma Vanuatu yang tidak mengirimkan wakilnya dalam pertemuan parlemen pasifik yang pertama kalinya di gelar di Jakarta.
"Partemuannya berjudul Malenesia tapi yang dibahas kerjasama ekonomi". ujar Willem Wandik diplomatis yang jadi utusan delegasi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat yang berasal dari Dapil Papua.
Adapun kerjasama ekonomi yang digagas antara lain meliputi bidang maritim, lingkungan pendidikan dan investasi.
Dengan telah berhasilnya digelarnya pertemuan parlemen pasifik di Jakarta membuktikan propaganda Benny Wenda dan OPM terbantahkan sudah. Bahwa kami anggota DPR RI asal Malenesia yang hadir telah diberi kesempatan yang sama bertemu muka dengan parlemen Pasifik, ujar Jimmy D Ijie anggota DPR asal Fraksi PDI P yang berasal dari Dapil Papua Barat.
"Hak politik saya hadir dalam perlemen pasifik telah sudah
dipahami oleh anggota parlemen negara negara pasifik sebagai representasi Malenesia", imbuhnya lagi.
Cuma dalam pemilu yang akan datang kehadiran akan representasi Papua di parlemen agar dipilih lewat keberpihakan afirmasi quota ditengah pemilu yang semakin liberal dan berbiaya besar, seperti yang berlaku di AS dan Selandia Baru.
"Orang Papua beda dengan Orang Papua asli. Orang Papua asli diafirmasi, bukan di segregasi dari Papua", pungkasnya. Erwin Kurai