BASERAH, DetakRiau.Com - Do'a Padang adalah suatu kegiatan adat-istiadat sebelum turun ke sawah untuk bercocok tanam padi yang sudah menjadi budaya ditengah masyarakat, khususnya masyarakat di Baserah Kecamatan Kuantan Hilir. Dimana hal merupakan tradisi turun-temurun dari sejak zaman dulu.

Untuk itu, Wakil Ketua I DPRD Kuansing Sardiyono, A.Md mengatakan kedepannya secara pribadi ataupun kedewanan, dirinya siap mendorong pelestarian kegiatan adat-istiadat ini. Selain itu, kata Sardiyono, hal ini juga merupakan suatu budaya yang bisa di jadikan sebagai wisata adat di Kabupaten Kuantan Singingi.

"Suatu hal itu bisa menjadi mungkin apabila sudah di kerjakan. Dan kalau sudah berusaha, tentu akan ada hasil nantinya. Dan ini sudah sewajarnya menjadi pikiran wakil rakyat di negeri ini," ungkapnya.

Menurut Sardiyono, apabila adat di suatu daerah sudah mampu kita jadikan sebagai ajang wisata, kedepannya tentu akan lebih baik dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Ini merupakan suatu langkah maju yang akan kita pikirkan untuk kedepannya sebagai pengembangan wisata di daerah, secara tidak langsung akan dapat dirasakan masyarakat dampak ekonomi yang bersentuhan langsung pada masyarakat itu sendiri," kata Sardiyono, Sabtu (22/9).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Pulau Kijang Hardiamon mengatakan, dirinya atas nama pemerintahan desa dan masyarakat sangat mengapresiasi sikap peduli dan keprihatinan wakil rakyat yang saat ini duduk di kursi dewan di DPRD Kuansing. "Sudah sejak lama masyarakat menanti adanya wakil rakyat yang peduli terhadap adat ini. Sebab, ini merupakan warisan dari nenek moyang sejak dulu," ungkapnya.

Namun, kata Hardiamon, penyelenggaran kegiatan selama ini dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat dengan beriyuran setiap rumah atau KK. "Jika nanti ini bisa masuk dalam anggaran daerah yang diselenggarakan sesuai jadwal kerja pemerintah daerah, tentu akan sangat bagus dan bisa menjadi ajang wisata adat kedepannya," ujarnya.***(dra)