Generasi Milenial Melawan Pemilu Oligarki Parpol Dengan Diam
Senin, 29 Oktober 2018 - 16:06:48 WIB
JAKARTA(DetakRiau.com) Memasiki tiga pekan masa kempanye pemilu legislatif 2019. Suhu politik pemilu masih dingin dibandikan dengan pemilu sebelumnya.
"Saya setuju parpol harus berbenah kalau parpol masih di kiritik masih oligarkis, sampai generasi milenial melawan partai politik dengan cara cara apolitis atau selfis",ujar Firman Soebagyo anggota DPR dari Komisi Politik mengatakan kepada wartawan di Jakarta senin (29/10/2018).
Dari sisi kelembagaan parpol mapan tak cuma terjadi di partai besar. Partai baru PSI yang pengurusnya anak muda juga pro kemapanan dengan mendukung presiden yang sekarang, kata pakar tata negara Refly Harun. Yang semestinya visi anak muda adalah perubahan. Pertanyaannya siapa cari tau siapa dibelakang PSI, imbuhnya
"Saya sendiri sejak dari awal mendukung presiden yang menempatkan hukum sebagai program yang pertama. Dan, dari kedua capres semua menempatkan hukum di urutan besar", jelas Refly.
Firman tidak menampik parpol sekarang semakin pragmatis. Idiomnya terpilih karena uang, yang milih juga karena uang, tak lagi berbicara kebangsaan, paparnya.
Ini buah dari dampak globalisssi bahwa pemuda semakin egois, mau benar sendiri. Sebagai perbandingan, dijelaskan, sumber biaya pilkada menghbaiskan Rp 30 Milyar, sementara biaya pemilihan kepala desa Rp 500 ribu per orang, ujar Firman.
Apabila dilihat dari sisi regulasi pemilu sebenarnya sudah bagus dari yang lalu lalu. Bahwa sanksi politik uang bisa
dipenjara berdasarkan keputusan pengadilan.
Kalau keputusan pengadilan masih tidak bisa membikin efek jera. Sebab, karena politisinya itu itu saja. Sampai tak ada tempat buat pemuda kecuali menjadi caleg dengan nomor urut besar, kata Adi Prayitno pengajar UIN Jakarta. Erwin Kurai.