JAKARTA (DetakRiau.com) Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid tidak
biasanya menerima ulama muda dari Kebupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat
di Ruang GBHN MPR RI Jakarta, kamis 1 November 2018 kemarin.

Hidayat didampingi oleh TB Soenmanjaya anggota DPR dari Kabupaten Bogor saat menyampaikan paparan tata negara berdasarkan sosialisasi empat pilar oleh MPR.

Tiba saat sesi dialog dibuka oleh moderator,  peserta minta jawaban dari Hidayat Nur Wahid atas munculnya tuntutan Negara Islam Indonesia, pengajaran kitab kuning yang lebih maju supaya mengikuti kemajuan masarakat seperti yang diucapkan oleh Presiden Soekarno. Sampai gugatan masih
banyaknya umat Islam yang miskin, sebaliknya yang menganut  etika Protestan mengajarkan sejahtera didunia agar sejahtera di akhirat.

Sampai hingga acara usai. Hidayat Nur Wahid belum menjawab secara spesifik untuk memberikan pencerahan kepada ulama muda Bogor terkait dengan pertanyaan yang terakhir, yang sangat mungkin diluar dugaannya.

Baru, keesokan harinya Hidayat memberakan jawaban substansial dihadapan wartawan. Dikatakan, bukan agamanya, mengomentari agama orang lain akan menimbulkan kegaduhan. Umat beragama kalau berkomentar yang proporsional, ujarnya.

Hidayat lulusan pesantren seperti yang diwasiatkan oleh gurunya agar mengurus umat tidak mengejar jadi pejabat.  Erwin Kurai