Pemilu Serentak Masih Lahirkan Pembelahan Parpol Saat Konsolidasi Demokrasi
Kamis, 14 Februari 2019 - 15:33:17 WIB
 
Ahmad  Basarah (kanan) 
TERKAIT:
   
 

Jakarta (DetakRiau.com) Maraknya kembali  pembelahan di internal kader partai politik dalam menghadapi pemilihan presiden dan pemilu serentak pada tanggal 17 April 2019 yang  makin terbuka pada saat memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

Harus dilihat dari sisi proses konsolidasi demokrasi menuju  penguatan demokrasi yang matang.

Yang akarnya adalah  hikmah dan kebijaksanaan sebagai nilai nilai arus pengutamaan dalam  berbangsa.

Hal ini  diutarakan wakil ketua MPR Ahmad Basarah dari Fraksi PDI Perjuangan di Jakarta rabu kemarin (13/2/2019).

Yang artinya,  agar  pemilu serentak agar jangan sampai merobek robek dan merusak sendi sendi dalam bernegara. 

Apalagi MPR dalam hal ini telah memilih demokrasi sebagai sistim politik yang tengah dijalankan dalam kontestasi pemilihan presiden pada saat ini.

Terutama dalam menjalankan pemilu lima tahunan untuk memilih presiden dan wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat secara langsung, tegasnya.

Pada saat orasi dalam pertemuan dengan tokoh bangsa (14/2). Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dari Fraksi PKS menyatakan, PKS menerima demokrasi untuk kebaikan bersama.

Dia tak sependapat jika demokrasi disebut sebagai  Bid"ah yang membawa kepada kemusrikan. Walau demokrasi membolehkan voting pemungutan suara terbanyak disamping pilihan bermusawarah.

"Saya punya  pengalaman di era demokrasi dengan  pemilihan suara terbanyak. Saat saya  terpilih sebagai Ketua MPR pada periode 1999-2004 dengan selisih 2 suara pada saat bersaing dengan Soetjipto yang diusung Fraksi PDI P yang berasal dari partai pemenang pemilu saat itu", kata HNW. 

Ahmad Basarah sebelumnya melantik PAW anggota MPR dari unsur DPD  Herman Darnel Ibrahim menggantikan Jefrie Geovani dari Dapil Propinsi Sumatera Barat  dan Badikenita menggantikan Rizal Sirait dari Propinsi Sumatera Utara.

Jefrie Geovani mundur dari DPD karena mendirikan dan menjabat sebagai pimpinan Partai Solidaritas Indonesia, PSI. 

Herman Darnel Ibrahim yang menggantikan Jefrie Geovani
meski sama sama dari Kabupaten 50 Kota. Keduanya ternyata tidak pernah saling bertemu di Jakarta atau di Sumatera Barat.   

"Saya tidak pernah bertemu dengan dia secara fisik kecuali  kenal dari namanya saja, kendati sama sama berasal dari Kab 50 Kota. Saya juga nggak tau apa Jefrie masih bisa berbahasa Minangkabau", kata alumni ITB tahun 1987 ini. Erwin Kurai.

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -