Anomali Milenial Dalam Artikan Golput Sama Dengan Memilih
Selasa, 26 Februari 2019 - 14:00:06 WIB
|
|
Generasi Milenial antara Laptop dan Gadget (ilustrasi)
|
TERKAIT:
Jakarta (DetakRiau.com) Golongan putih atau Golput yang selalu menjadi
fenomena dari pemilu ke pemilu sejak orde baru, telah mendapat tafsir
baru dari kalangan milenial muda yang lahir di era reformasi atau anak
kandung demokrasi pasca pembatasan 3 partai politik.
Dengan perkataan lain era multi partai tak otomatis melahir kan partisipasi politik massa dari kalangan muda.
"Saya baru bertemu dengan golongan milenial yang memilih golput. Mareka anggap Golput sama dengan memilih", ujar Lely Arriani praktisi komunikasi saat jadi pembicara dalam diskusi 4 Pilar yang digelar oleh MPR Senin (25/2/2019).
Padahal telah terjadi perbedaan pemahaman makna Golput dimata milenial yang menyamakan Golput sama dengan menggunakan hak pilih juga, atau sama haknya dengan pemilih yang menggunakan hak pilihnya saat mencoblos.
Yang malah telah melahirkan pemahaman yang tak tepat yang justru terjadi pada golongan muda milenial yang tidak ikut berpolitik, kata Lely.
Padahal makna memilih wujudnya adalah mencoblos partai politik atau mencoblos seseorang anggota legislatif atau mencoblos seseorang capres, imbuhnya.
Jumlah pemilih milenial muda berjumlah 40 juta orang yang suaranya diperebutkan dalam pemilu serentak pada tanggal 17 Pebruari 2019 yang akan datang.
Mereka dikenal sebagai pengguna sosial media yang aktiif dalam kehidupan sehari harinya, berbeda dengan generasi pendahulunya yang berpolitik praktis lewat sosial media.
Salah satu penyebab generasi muda milenial menjadi apolitis. Karena banyak partai partai politik sudah tidak menjalankan fungsinya. Dalam menyusun calon anggota legislator semisal nya, yang masuk dalam daftar nomor kecil atau calon jadi adalah diukur dari mereka yang dekat dengan ketua umum partai politik.
Model rekrutmen seperti ini sudah berlangsung lama sejak reformasi. Sekarang terasa bahwa parpol berjalan sendiri dan generasi muda milenial berjalan sendiri juga dengan dunianya yang baru, kata Lely. Erwin Kurai.