Nazarudin Kiemas Bapak Energi Baru Terbarukan di Makamkan di TPU Karet
Rabu, 27 Maret 2019 - 14:53:22 WIB
 
Nazarudin Kiemas pada  Semasa Hidupnya
TERKAIT:
   
 

Jakarta (DetakRiau.com) Iring iringan mobil jenazah sepanjang 1 kilometer mengantarkan ke pemakaman Nazarudin Kiemas (70 tahun) anggota DPR dari Komisi VII dari Fraksi PDI Perjuangan, yang membidangi energi ke tempat peristirahatannya terakhir di tempat pemakaman umum Karet Bivak Jakarta, rabu (27/3/2019).

Kedatangan jenazah dalam balutan bendera merah putih, disambut ode karangan bunga dari Presiden Joko Widodo dan Iriana Widodo. Dan karangan bunga dari Ketua Umum PDI Perjungan Megawati yang juga kakak iparnya yakni istri dari suami Taufik Kiemas almarhum Ketua MPR periode 2009 - 2013 atau kakak tertua Nazarudin Kiemas.

Megawati sedang berada di Jepang untuk melakukan kunjungan persahabatan saat mendengar berita  Nazarudin Kiemas meninggal pada tanggal 26 Maret 2019 pada pukul 12.20 kemarin, di Kota Tanggerang, Propinsi Banten. Karena serangan jantung. 

Dalam tempo 3 bulan terakhir Nazarudin Kiemas sering turun langsung kembali dalam rangka mengkonsolidasi pemenangan calon Presiden Jokowi dan PDI P di Sumatera Selatan. 

Hadir dalam pemakamam Nazaridin Kiemas antar lain tokoh Islam Prof. Jimly Ashiddiqie, Tokoh petisi 50 dan HMI Judilherry Justam, perwakilan dari ISNU, pengurus Banteng Muda Indonesia. Sedang dari jajaran DPP PDI P tampak Ketua DPP PDI P Eriko Sotarduga dan mantan wakil Ketua Komisi VII Tjatur Sapto Edy dari Fraksi Partai Amanat Nasional. 

Sebelumnya jenazah Nazarudin Kiemas disemayakan di  Gedung MPR dan DPR, tepatnya di lobi Gedung Nusantara. Bertindak sebagai Inspektur Upacara yang dilanjutkan dengan penyerahan jenazah kepada keluarga adalah Utut Adianto wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI Perjungan.

Sepanjang terpilih jadi anggota parlemen di DPR RI selama 3 periode atau 15 tahun berturut turut. Nazarudin Kiemas termasuk anggota DPR RI yang berhasil meninggkan karya monumental sebagai Ketua Panja, Panita Kerja RUU Energi Baru dan Terbarukan pada era Presiden SBY. 

Saat itu banyak pihak yang mempertanyakan mengapa Nazarudin mau saja ditunjuk oleh Komisi VII sebagai Ketua Panja RUU Energi Baru dan Terbarukan. 

Dijawabnya, energi fosil akan habis selain merusak lingkungan, biaya produksi energi baru terbarukan lebih  murah walau teknologinya tidak punya yang penting lingkungan tidak rusak.

Pada saat tiba uji publik RUU.  Nazarudin dan Dirjen EBT Departemen ESDM, keduanya alumni ITB Bandung. 

Kembali dikritisi oleh wartawan saat berdiskusi dengan wartawan parlemen sebab RUU EBT terlalu memanjakan asing untuk menjual teknologinya dibalik RUU EBT itu tadi.
Sampai, sebagian wartawan diundang oleh Dirjen EBT tetapi tidak ada satupun yang datang menemuinya di Kementerian ESDM. Hingga sampai RUU EBT disahkan oleh DPR, dan Nazarudin Kiemas sebagai tokoh penghulunya. 

Namun, didalam pertemuan yang emosional, akhirnya Nazarudin mengatakan, apabila tidak dilibatkan asing siapa yang akan investasi dan memasukkan teknologi energi baru dan terbarukan karena teknologinya merupakan hak cipta orang asing. "Saya ingin generasi baru yang lahir lebih sehat agar lebih pintar pada zamannya", ujarnya.

Seperti Paris Hilton pewaris penemu jaringan Hotel Hilton adalah pemegang hak cipta atas jaringan Hotel Hilton di seluruh dunia, yang uang atas hak cipta Hilton atau bapaknya, masih diterimanya setelah orang tuanya meninggal. 

Ekonomi energi kita akan maju, jikalau kita bisa menemukan teknologi sendiri,  memang. Tetapi untuk sekarang ini, kita masih bergantung pada teknologi asing. Atau kita akan memilih gelap gulita dengan menolak teknologi dari asing. ujar insinyur jebolan ITB ini. 


Suatu hari pernah saat rapat pengawasan limbah di Komisi VII dengan pelaku industri di Banten. Dikatakan, masarakat Banten protes karena limbah industri dibuang langsung ke sungai yang jadi tempat hajat dan cuci serta air pertanian oleh masarakat setempat.
"Saya ini ikut studi lingkungan. Sebaiknya setiap pabrik membuat unit pengolah limbah dengan zero toleran. Caranya, air limbah yang sudah diolah agar dibuang kedalam pipa kusus milik pabrik, menuju pembuangan akhir, agar tidak merusak sanitasi sungai di Banten", tegasnya.

Menariknya Nazarudin menolak mekanisasi pertanian karena mesin mesin diesel yang dipergunakan untuk membajak lahan pertanian menggunakan bahan bakar yang merusak kesuburan hara zat alami pertanian, dengan banyaknya minyak minyak diesel yang bocor saat melakukan pembajakan di sawah, sehingga amat tergantung pada pupuk yang lebih besar lagi. Yang akan berpengaruh pada jumlah padi yang akan produksi atau yang di panen, katanya. 

Insinyur Nazarudin Kiemas telah kembali kepada Sang Pencipta. Beristirahatlah dengan tenang. Gagasannya akan jadi wasiat buat Insinyur penemu. Tabik. Erwin Kurai. 

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -