Fraksi PDI P : Caleg Instan Bebani Pemilih, Rakyat Ingin Cara Coblos Yang Lebih Mudah
Kamis, 28 Maret 2019 - 17:55:09 WIB
|
|
Marsiaman Saragih
|
TERKAIT:
Jakarta (DetakRiau.com) Sampai sekarang minat masarakat untuk memilih
calon anggota legislatif masih tetap tinggi, asalkan cara yang
disampaikan dalam memilih untuk memudahkan dan gampang di mengerti oleh
rakyat pada saat memilih nantinya.
"Jadi tidak benar pilpres sekarang lebih populer dari pileg dalam pemilu serentak pada tanggal 17 April 2019 mendatang".
Marsiaman Saragih anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan mengatakan di Jakarta kamis (28/3/2019).
Setiap pemilih pada pemilu serentak pada bulan April mendatang akan mendapat 5 kartas suara yang masing masing harus dicoblos oleh pemilih.
"Masalahnya pada masa kampanye, banyak pemilih mendapat titipan nama nama yang harus di coblos, sementara calegnya tak dikenal oleh pemilih, belum lagi ada caleg paket tandem yang lebih dari satu caleg", katanya.
Perbedaanya, ujarnya, PDI P menggunakan cara memilih. yang memudahkan pemilih, ungkap Marsiaman yang kembali menjadi caleg dari Dapil Riau II untuk yang kedua kalinya di periode 2019 - 2024 ini.
"Yang penting kita iktiar, siapa yang akan mendapat suara terbanyak akan terpilih. Dan saya optimis calon Presiden Joko Widodo menang dengan suara banyak dan pemilihan legislatif akan dimenangkan PDI P.", tegasnya.
Indikatornya pasti rakyat akan memilih calon presiden yang telah terbukti bekerja dan rakyat kita sudah pintar tak bisa dibohongi lagi, tambahnya.
Bagi saya, pileg sekarang dengan pileg yang sebelumnya tidak ada bedanya dari pemilu ke pemilu atau sama beratnya. Apalagi sekarang ini pemilu serentak.
Hanya perbedaanya sejak lima tahun terakhir saya sudah sering turun ke daerah pemilihan di dapil Riau II atau sudah semua kabupaten telah kami kunjungi. Itu saja, paparnya.
Dalam kesempatan terpisah Firman Soebagyo anggota DPR dari Komisi II agak emosional mengatakan masih ada pemilih yang eforia dalam melihat pemilihan presiden dan pemilihan legislatif, dengan melihat pemilihan anggota legislatif cenderung tidak penting sementara DPR yang membuat undang undang dan yang akan mengawasi pemerintah, jelasnya. Erwin Kurai