Tragis, Pemburu Badak Tewas Diinjak Gajah Jasadnya Dimakan Singa
Senin, 08 April 2019 - 10:16:01 WIB
 
vertikal gajah. ©2019 Reuters
TERKAIT:
   
 

DetakRiau.com - Seorang pemburu badak yang kerap menjalankan aksinya di Taman Nasional Kruger (KNP) tewas mengenaskan setelah diinjak-injak seekor gajah pada 5 April lalu. Mirisnya, jenazah korban dimangsa seekor singa kelaparan.

Sementara itu, empat pemburu lain yang mencoba kabur dari cagar alam di Afrika Selatan, berhasil diringkus polisi. Kepada petugas, para tersangka menjelaskan bagaimana 'rekan' mereka terbunuh dengan tragis.

Menurut kesaksian keempat pelaku, seekor gajah yang terlihat marah mengagetkan mereka ketika sedang menguntit badak yang terancam punah.

Binatang berbelalai itu pun langsung menyerang salah satu di antara mereka sampai mati. Karena panik dan ketakutan, empat orang pemburu liar lainnya langsung mengambil langkah seribu menyelamatkan diri.

Jagawana Kruger, Kruger Park Rangers, segera berangkat menuju lokasi kejadian--daerah yang dikenal sebagai "Crocodile Bridge" (Jembatan Buaya) setelah mendapat laporan dari keluarga almarhum.

Sanak famili memberi tahu pihak berwenang bahwa rekan-rekan almarhum mengatakan pada keluarga, pria itu telah terbunuh di KNP saat melakukan perburuan.

Misi pencarian jasad pelaku dilakukan oleh Don English, seorang kepala ranger di KNP, pada Rabu, 6 April 2019, sebelum hari gelap. Demikian diberitakan oleh The Sun yang dikutip pada Minggu (10/4).

Tetapi pencarian pada hari itu tak membuahkan hasil. Polisi pun kembali menanyakan kepada keempat pemburu yang ditangkap untuk mencoba mendapatkan informasi lebih detail tentang ke mana gajah itu menyerang dan membunuh teman mereka.

"Memasuki Taman Nasional Kruger secara ilegal dan berjalan kaki di sana adalah tindakan yang tidak bijaksana, sebab bisa mengundang marabahaya. Insiden ini adalah buktinya," kata Glenn Phillips, Managing Executive KNP.

Pada Kamis, pencarian dilanjutkan. Kali ini, jasad laki-laki itu ditemukan. Namun tim amat terkejut ketika mendapati hanya ada kepalanya saja. Sedangkan seluruh tubuh sang pemburu tampaknya sudah dilahap habis oleh seekor singa.

Kru kemudian membawa kembali kepala lelaki itu ke kamp, termasuk helai pakaiannya yang terkoyak dan berlumuran darah.

"Sangat menyedihkan melihat anak-anak dari lelaki yang meninggal ini, mereka amat kehilangan ayah mereka, dan lebih buruknya lagi, kondisi mayatnya tak utuh," ujar Phillips.

Di samping itu, keempat individu yang sudah ditangkap akan tetap berada dalam tahanan polisi dan segera disidang atas kasus perburuan ilegal.

Taman Nasional Kruger adalah cagar alam terbesar di Afrika Selatan dengan luas mencakup lebih dari 12.000 mil persegi. Ini merupakan rumah bagi binatang-binatang "Big Five", yakni hewan permainan "Lima Besar" yang meliputi singa, macan tutul, badak, gajah, dan kerbau Cape.

Istilah tersebut diciptakan oleh pemburu gim besar dan merujuk pada lima hewan paling sulit untuk diburu di Afrika dengan berjalan kaki.

Seorang juru bicara kepolisian SAPS (Dinas Kepolisian Afrika Selatan) mengkonfirmasi bahwa empat tersangka berada dalam tahanan dan mereka sedang menyelidiki kematian satu orang pemburu terkait.

Pada Juli tahun lalu, setidaknya tiga pemburu tewas diserang oleh seekor singa di Sibuya Game Reserve, provinsi sebelah timur Afrika Selatan, lantaran masuk ke taman nasional ini untuk berburu badak.

Pemilik Sibuya Game Reserve, Nick Fox, menyampaikan kepada awak media bahwa kepala dan sejumlah bagian badan korban ditemukan berlumuran darah. Anggota tubuh mereka ditemukan bersama hanya dengan satu sepatu kosong dan senapan berburu berkekuatan tinggi, serta sebuah kapak.

"Tentu saja kami sedih atas kematian mereka, tetapi orang-orang ini datang kemari untuk membunuh satwa-satwa kami yang dilindungi. Ini adalah peringatan keras kepada seluruh pemburu liar yang masih eksis di muka Bumi bahwa Anda tidak akan selalu menjadi pemenang," tegas Fox.

Sedangkan jumlah total hewan dilindungi yang dibunuh dan dibantai sejak Januari 2005 sampai Januari 2017 adalah 2.000 gajah dan sekitar 6.300 badak --di Afrika Selatan dan Kenya saja. Data tersebut menurut catatan African Wildlife Foundation.

Organisasi itu menambahkan bahwa insiden perburuan badak telah meroket dalam dasawarsa terakhir.(merd.c/red)



 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -