Jakarta (DetakRiau.com) Hasil penghitungan suara di Kota Batam, Propinsi Kepri. Tetap akan menjadi penentu akhir buat calon anggota DPD terpilih yang akan ditetapkan pada tanggal 22 Mei 2019 yang akan datang.

"Untuk sementara nama saya belum aman. Posisi saya antara nomor 3 dan 4 dan masih dinamis".

Hardi Salamat Hood anggota DPD petahana dari Dapil Propinsi Kepri mengatakan pada pers di gedung parlemen Jakarta selasa (30/4/2019).

Untuk diketahui selisih perolehan suara Hardi berbeda 1.000 suara dibandingkan dengan calon lainnya. Dalam pemilu yang lalu, Batam menyumbangkan 30.000 suara untuk Hardi Hood yang kemudian mengantarkannya melenggang terpilih jadi anggota DPD periode 2014-2019.

Hingga sampai tadi siang KPU Kota Batam belum menuntaskan penghitungan suara di 1.250 TPS atau setara dengan sekitar 200.000 suara.

Suara tersebut, kata Hardi, sangat ditunggu tunggu karena akan sangat menentukan calon anggota DPD terpilih atau tidaknya.

"Jika apabila di masing masing TPS, nama saya di dukung oleh 20 pemilih saja. Maka saya akan mendapat tambahan 20.000 suara lagi. Dan saya akan berharap bisa masuk 4 besar", katanya.

Batam disebut menjadi dapil "neraka" karena banyak nama nama besar yang berharap bisa menangguk suara dari Pulau Kepiting ini. Termasuk nama nama besar yang berpengaruh di Batam, juga ikut bersaing ketat di kota devisa ini. Sehingga suara pemilih mudah terbagi terbagi secara merata atau terpecah pecah atau relatif berimbang.

Perbedaan pemilih sekarang dengan pemilih yang lalu. Pemilih sekarang ingin didatangi secara langsung oleh calon anggota DPD. Dan saya telah mendatangi semua pulau untuk berdialog dengan rakyat minimal di ibukota desa atau kecamatannya, kata Hardi. Erwin Kurai.