Senator Ratu Hemas Kini Orang Kuat Tidak Bisa Dipecat
Jumat, 03 Mei 2019 - 16:01:50 WIB
 
GKR Hemas
TERKAIT:
   
 

Jakarta (DetakRiau.com) Hari senin tanggal 30 April 2019 yang lalu. Senator atau anggota DPD RI dari daerah pemilihan Propinsi DI Yogyakarta melaporkan hasil kunjungan masa reses pada Sidang Paripurna ke V yang dipimpin oleh wakil Ketua DPD Nono Sampono dan Damayanti Lubis. Sementara Ketua DPD Oesman Sapta absen dan wakil Ketua DPD Ahmad Muqowan yang pindah jadi calon anggota DPR dari PPP tidak muncul.

Yang teristimewa sidang digelar pada saat DPR masih reses. Diselenggarakan setelah pemilu 17 April 2019 lalu. Adapun salah satu agenda sidang paripurna DPD adalah menerima laporan terkait dengan hasil pengawasan tentang pemilu.

Yang laporannya dibatasi hanya 5 menit saja. Cuma anggota DPD asal Maluku John Pieris yang masih berani melanggarnya pada saat menyampaikan laporan pengawasan pemilu yang menurutnya telah melahirkan istilah baru: Demokrasi Kapitaliasasi yang mahal.

Aura Sidang Paripurna itu sendiri berlangsung tampak sangat lesu tidak ada interupsi. Bahkan sidang sempat di skors oleh Nono Sampono untuk menunggu korum agar Sidang Paripurna bisa dimulai dan digelar secara sah.

Senator asal Yogyakarta yang kebagian yang pertama dalam menyampaikan laporan hasil reses mengatakan, laporan ini dibuat oleh 4 anggota DPD asal Propinsi Yogyakarta yakni M Afnan Hadikusumo, GKR Hemas, Cholid Mahmud dan saya sendiri, kata A Hafidh Asrom.

Dalam kesempatan ini, saya tidak membacakan laporannya, dan dianggap sudah dibacakan dalam laporan ini. Laporan ini saya serahkan langsung kepada pimpinnan sidang, tegas Hafidh yang bertubuh tambun dengan suara lantang.

Nono yang memimpin sidang merespon tanpa reaksi. Dan segera memanggil senator lainnya untuk menyampaikan laporan selanjutnya, dalam waktu yang sama.

Yang kontroversial dari laporan yang disampaikan senator dari DI Yogyakarta.Yang menariknya masih tetap memasukkan nama GKR Hemas sebagai penyusun laporan kepada Sidang Paripurna DPD.

Padahal sebelum pemilu dimulai muncul berita GKR Hemas sudah dipecat sebagai anggota DPD dari daerah pemilihan Propinsi Yogyakarta.

Tampaknya senator dari Yogyakarta kompak melakukan penolakan atas putusan DPD yang telah memecat GKR Hemas sebagai anggota DPD.

Untuk diketahu GKR Hemas di kudeta secara konstitusional sebagai pimpinan DPD sebelumnya, sejak dua tahun lalu. Yang baru pertama kalinya terjadi sejak DPD dibentuk pada tahun 2004.

Putusan ini sempat digugat di peradilan PTUN Jakarta oleh Hemas. Yang dalam putusannya Hemas dinyatakan kalah mutlak.

Namun Hemas tetap tidak tinggal diam begitu saja. Dengan alasan dirinya sebagai pimpinan DPD telah diganti dengan secara melanggar peraturan.

Hemas kemudian lalu mengambil langkah judicial review ke Mahkamah Konstitusi. Yang sekarang ini masih dalam tahap proses persidangan.

Pertanyaannya jika keputusan pemecatan GKR Hemas adalah benar keputusan lembaga DPD. Semestinya pimpinan Sidang langsung menolak laporan reses anggota DPD dari Dapil Yogyakarta sebab karena masih mencantumkan nama Hemas didalam laporannya pada Sidang Paripurna DPD.

Tidak cuma itu bahkan absensi anggota DPD yang diterbitkan oleh Sekjen DPD tetap masih mencantumkan nama GKR Hemas sebagai anggota DPD dari dearah pemilihan Propinsi Yogyakarta yang sah.

Jawabnya, diduga karena Presiden Joko Widodo tidak mau menanda tangani surat pergantian dan pemecatan GKR Hemas sebagai senator anggota DPD dari Daerah pemilihan Yogyakarta.

Dalam pemilu 17 April 2019 yang lalu, GKR Hemas kembali dengan secara mengejutkan meraih suara terbanyak sebagai calon anggota DPD dari Dapil Yogyakarta, Yang akan ditetapkan oleh KPU pada tanggal 22 Mei 2019 mendatang.

Sementara arsitek dan aktor yang menggulingkan GKR Hemas dari pimpinan DPD sebelumnya. Nasibnya sangat tragis, dari mulai tidah bisa mencalonkan diri sebagai calon anggota DPD, meninggal dunia, tidak terpilih kembali dalam pemilu lalu.

Untuk diketahui GKR Hemas adalah anggota DPD selama 3 periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019. Sekarang terpilih kembali menjadi anggota DPD periode 2019-2024 dari dearah pemilihan Propinsi Yogyakrta.
****
Lantas siapa GKR Hemas. Di Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Hemas adalah permaisuri Raja Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X. Yang juga Gubenur Propinsi Yogyakarta yang di jabat oleh Sultan Hamengkubuwono X.

Sejak era reformasi permaisuri GKR Hemas terjun dalam eleksi pemilihan umum berdasarkan demokrasi yang digelar 5 tahun sekali. Untuk mengisi pemilihan jabatan politik sebagai anggota DPD yang di populerkan dengan istilah Senator sejak era periode GKR Hemas menjadi wakil Ketua DPD.

Perkawinan Hemas dan Sultan adalah perkawinan dua anak tentara. Cuma yang membedakan Sultan berdarah biru dari kerajaan Yogyakrta.

Mereka dipertemukan saat Hemas masih kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta. Yang sedang melakukan kunjungan wisata ke kerabatnya di Yogyakarta.

Sejurus dengan itu, malah tiba tiba saja. Hemas kedatangan tamu yang tidak dikenal, Yang kemudian dikenal sebagai mak comblang utusan dari Sultan X.

Sesudah itu, dua merpati yang jinak itu menepati janjinya untuk terbang tinggi. Bedanya dalam kekuasaan politik, GKR Hemas lahir dari rahim demokrasi dalam persaingan politik yang di dominasi pria beruang atau bermodal besar.

Apabila di Istana Yogyakarta, GKR Hemas berdiri dibelakang Raja Sultan X. Dan tidak bisa banyak berbicara langsung pada saat mendampingi Sultan ketika menghadapi tamu tamunya, karena posisinya hanya cuma sebagai pendamping raja Jawa yang setia. Kerajaan Jawa yang masih berdiri sampai sekarang ini.

Pada saat berada di gedung DPD. GKR Hemas sebaliknya selalu tegar berdiri sendiri terdepan melawan ketidakadilan. Sebagai tokoh publik malah melakukan perlawanan dengan tidak kenal tanda koma. Pergerakannya tetap terus merangkak dan tidak pernah surut untuk melumpuhkan kesewenang wenangan, dengan cara cara yang beradab

Pernah suatu kali rombongan wartawan diundang ke Istana Raja Yogyakarta, sekitar 8 tahun lalu oleh GKR Hemas. Yang mengejutkan permaisuri GKR Hemas tidak segan segan turun langsung mengundang makan siang bertempat di bagian Istana Raja Jawa, dengan menyiapkan menu kuliner Raja Yogyakarta yang terkenal itu.

Malah bahkan sebagai tuan rumah GKR Hemas tidak segan segan turun langsung mangatur menu hidangan makan siang, agar tidak sampai kekurangan buat wartawan atau buat tamu tamunya, yang jumlahnya ratusan yang kebanyakan rakyat biasa, dengan mengenakan gaun blazer warna biru.

Saat berada di luar Yogyakarta hatinya juga tetap mulia. GKR Hemas selalu banyak membuat terobosan baru yang tidak lazim buat seorang permaisuri dari seorang Raja Jawa.

Pada saat wartawan sedang makan malam di Bali. Tiba tiba saja GKR Hemas muncul menemui wartawan yang sedang menikmati alunan musik band. Dan yang surprise GKR Hemas malah ikut menyumbangan sebuah lagu Sweet Rock yang di populerkan God Bless yang disuarakan Ahmad Albar dengan judul: Panggung Sandiwara. Yang mendapat sambutan aplaus tepuk tangan yang riuh dalam suasana makan malam di lantai atas sebuah hotel di Kuta, Bali.

Di Bali, GKR Hemas bukan untuk bersandiwara tentunya. Ratu Sugeng Rawuh Male. Erwin Kurai. Foto: Tribun Jogja

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -