Jakarta (DetakRiau.com) Nama nama yang muncul sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar harus memiliki parameter yang bisa diukur secara ide dan praktik.

Setidaknya, ada tiga sarat yang harus dipenuhi, pertama, calon harus memahami isu isu kekinian yang dibawa oleh generasi milenial, melanjutkan tradisi regenerasi dan pembaruan ditubuh Partai Golkar dan setia kepada Partai Golkar walau nanti tak terpilih pada Munas mendatang.

Ridwan Hisyam tokoh senior Partai Golkar yang juga wakil Bendahara DPP Partai Golkar menjawab pertanyaan pers di Jakarta kamis (4/7/2018).

Ia tak mempersoalkan dengan munculnya calon ketua umum partai lebih dari satu orang seperti yang ada diberita media saat ini. " Sebab yang harus dipahami juga bahwa yang menentukan adalah peserta didalam Munas nanti", jelasnya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR ini juga menyoroti buruknya praktek administrasi dukungan kepada seorang calon yang dibuat secara administrasi diatas sehelai kertas hitam putih, tetapi dibatalkan cuma hanya dengan cara putusan lisan saja.

Dikatakan, sebaiknya apabila muncul surat bermasalah maka untuk pembatalannya harus lewat surat juga yang baru, yang ditandatangani secara sah oleh pengurus partai, papar mantan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur di era reformasi ini.

Apalagi tantangan Golkar pada masa depan tidak semakin bertambah ringan dengan makin banyaknya generasi baru yang disebut generasi milenial yang akan menentukan arah peta perpolitikan yang akan datang, yang memiliki prilaku politik yang berbeda karena zamanya juga memang berbeda dengan para senior seniornya sekarang ini, katanya.

Jadi alangkah baiknya nanti tugas tugas para senior adalah untuk menyiapkan generasi milenial ini, agar supaya memahami Ikrar Panca Bakti yang berintikan setia kawan dan pembaruan atau regenarasi didalam partai. Setidaknya minimal kepengurusan DPP Partai Golkar yang baru nanti di isi 60 persen oleh generasi melenial, saran Ridwan.

Sedangkan, untuk kader kader yang telah senior. Ia juga minta agar memberikan teladan teladan yang baik didalam cara berpolitik yang elegan seperti yang di contohkan oleh Akbar Tanjung walau meski tidak lagi jadi Ketua Umum Partai Golkar, namun beliau tetap setia berada didalam Partai Golkar sampai sekarang ini, kata Ridwan Hisyam. Erwin Kurai.