* Mahasiswa dan Petani Gugat Bibit Ayam Impor Asal Amerika Serikat
Sebanyak 14 Juta Anak Ayam Dibunuh Perusahaan Besar ?
Jumat, 06 September 2019 - 15:01:36 WIB
 
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (DetakRiau.com) Raksasa perusahaan industri ayam ternak potong dan petelur yang dikuasai sebanyak 12 perusahaan modal asing, PMA.

Yang memiliki pabrik pakan ternak terintegrator ternyata tidak sekuat dari yang diperhitungkan semula, saat menghadapi isu impor ayam Brazil.

Disisi lain arogansi keberadaan PMA sektor ayam sudah telah lama sekali digugat oleh peternak ayam tradisional karena masih terus berpraktek membonsai peternak ayam tradisional di desa desa.

"Terbukti, PMA itu belum apa apa sudah minta perlindungan kepada pemerintah saat akan masuknya ayam murah dari Brazil", kata Hartono salah satu pelaku usaha peternakan ayam tradisional saat ditemui di Jakarta Kamis (5/9/2019).

PMA ayam itu cengeng, imbuhnya. Sebaliknya pada saat mereka berhadapan dengan petani ayam tradisional. Banyak sudah peternak ayam kita yang bangkrut karena ulah PMA ayam yang tidak mau jualan di pasar ekspor.

Ironisnya lagi 12 PMA ayam pelaku peternakan broiler menciptakan ketergantungan impor Grand Parent Stock,GPS, induk ayam asalan dari Amerika Serikat yang di monopoli oleh PT AVIA dan PT COUB yang berpusat di Amerika.

Sedangkan quota impornya diatur dan disetujui oleh Menteri Pertanian untuk quota PMA ayam dan satu BUMN PT Berdikari.

Yang impornya dilakukan cuma sekali dalam setahun untuk mendapatkan impor induk ayam asalan usia 6 bulan di bulan Oktober. Yang kemudian selanjutnya oleh PMA ayam di produksi massal dalam jumlah jutaan anak ayam di dalam negeri.

"Akan tetapi ternyata pada saat tiba sampai ditingkat petani ayam tradisional. Petani ayam kita hanya cuma menjadi jongos PMA ayam. Petani ayam tradisional kita masih tidak menjadi tuan di negerinya sendiri. Ini tidak sejalan dengan program Presiden Jokowi yang akan melahirkan jutaan pengusaha pemula tapi nyatanya hanya cuma jadi jongosnya asing", tegas Fauzan Ketua BEM IPB yang mendampingi petani ayam tradisional dari Bogor.

"Kami mahasiswa Fakultas Pertanian artinya juga tidak punya masa depan karena akan hanya dijadikan jongos oleh asing, apabila bergelut di sektor peternakan ayam broiler oleh karena negara belum berdaulat", gugatnya.

Secara ekonomi lagi pula mana bisa BUMN PT Berdikari sebagai pemain pemula di sektor ayam, yang sebelumnya perusahaan itu sempat mati suri. Hanya cuma dengan menguasai pangsa sebesar 10 persen pasar ayam.

"BUMN akan bisa mengintervensi harga ayam yang mayoritas pemainnya adalah perusahaan asing. Ya, jangan heran jika harga ayam akan selalu tidak wajar", kata wakil Ketua VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Azam Asman Natawijana.

Dengan semakin melemahnya permintaan ayam potong. Dikabarkan sejumlah perusahaan produsen anak ayam berusia sehari. Telah memutuskan membunuh jutaan bibit anak ayam untuk mengurangi suplai dengan harapan agar harga ayam tidak semakin jatuh menjadi lebih murah di pasaran.

Untuk informasi harga ayam impor dari Brazil dijual seharga US $ 1,2 per Kg atau sama dengan Rp 18 ribu per Kg. Sementara harga jual ayam produsen PMA ayam di pasar masih Rp 35 ribu per Kg. Dari biaya pokok produksi, HPP Rp 18.500 per Kg.

Pada bulan lalu harga jual ayam di kandang masih berada di kisaran sekitar Rp 12.000 per Kg. Namun, tiba tiba sepekan yang lalu harganya anjlok turun dengan munculnya isu impor ayam Brazil yang lebh murah.

Puncaknya sampai harga ayam di kandang turun jadi Rp 8.000 per Kg dengan alasan PMA kelebihan produksi ayam.

Di sisi lain, petani tradisional malah semakin tidak bisa berkutik menghadapi HPP PMA ayam karena PMA masih bisa menekan biaya produksi sebab PMA mengendalikan biaya dari sejak bibit ayam, pakan, rumah potong dan penjualannya.

Sementara petani ayam tradisional untuk dapat bibit dan pakannya tergantung semuanya pada PMA integrator. Petani ayam tradisional baru akan bisa bersaing dengan PMA ayam jika harga jagung diturunkan menjadi Rp 8.000 per Kg sebagai makanan utama ayam broiler.

Peraturan Menteri Perdagangan sendiri sebenarnya menetapkan harga ayam potong pada harga acuan Rp 20.000 per Kg.

Tetapi pada prakteknya harga jual ayam di pasar tetap pada harga Rp 35.000 per Kg. Sebab karena harus menempuh 4 jalur distribusi untuk bisa ditangan konsumen, sehingga konsekuensinya harus menambah biaya ongkos jual.
Selisih tersebut tidak berbeda jauh dengan jika dijual dipasar becek atau di pasar tradisional Rp 32.000 per Kg .

PMA asing yang menguasai pasar ayam adalah PMA ayam dari negara Malaysia, Thailand, Korea Selatan. Dan Indonesia sendiri.

Dalam satu hari PMA yang menguasai pasar ayam potong menghasilkan bibit ayam sebanyak 70 juta sampai 80 juta anak ayam per hari.

Untuk mencegah agar harga ayam tidak turun drastis, sejak migggu lalu sebanyak 14 juta anak ayam dibunuh oleh produsen anak ayam yang diproduksi oleh PMA ayam atau peternakan ayam besar. Erwin Kurai.

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -