Ekonomi Riau Sedikit Melambat Triwulan II
Kamis, 10 Oktober 2019 - 16:00:15 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU (DRC) - Bank Indonesia (BI) mencatat pada triwulan II 2019, perekonomian Riau tumbuh melambat dari sebelumnya 2,87% (yoy) pada triwulan I menjadi 2,80% (yoy) di Triwulan II. Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Riau bersumber dari konsumsi pemerintah. 

Hal tersebut didorong oleh meredanya intensitas pengeluaran belanja Pemilu yang telah terlaksana pada awal Triwulan II 2019, serta menurunnya total APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota di Riau tahun 2019 sekitar 2,3 persen, dibanding APBD tahun 2018 mendorong Pemprov Riau melakukan pengetatan anggaran terutama untuk perjalanan dinas. 

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus, perlambatan dari sisi lapangan usaha bersumber dari industri pengolahan, konstruksi dan kontraksi pertambangan akibat natural declining. 

"Melambatnya pertumbuhan industri pengolahan dipengaruhi berlalunya aktivitas Pemilu. Pada triwulan I 2019 aktivitas Pemilu mendorong permintaan produksi kertas, pencetakan, dan makanan minuman," ujar Decymus usai Desiminasi laporan perokonomian Preovinsi Riau Triwulan II 2019 di Gedung BI Riau, Pekanbaru.

Lanjut Decymus, melambatnya kinerja konstruksi dipengaruhi oleh berkurangnya intensitas konstruksi akibat banyaknya hari libur, dan telah berlalunya carry over penyelesaian tiga infrastruktur strategis di Riau yaitu Jembatan Siak IV, Flyover SKA dan Flyover Arengka.

Pada bulan September 2019, Provinsi Riau tercatat mengalami deflasi sebesar 0,32 (mtm) atau 4,02 % (yoy), menurun dibandingkan bulan Agustus 2019 yang tercatat inflasi sebesar 0,22% (mtm) atau 4,08% (yoy). Deflasi pada bulan September 2019 tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi selama 3 tahun terakhiir yang mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm) atau 3,60% (yoy). 

"Deflasi yang terjadi bulan ini bersumber dari kelompok bahan makanan terutama  cabai merah yang pasokannya bertambah seiring dengan masuknya musim panen di daerah sentra produksi," jelasnya.

Realisasi APBD Riau  hingga triwulan II 2019 secara umum lebih rendah dibandingkan realisasi pada triwulan II 2018. Realisasi belanja triwulan II 2019 tercatat lebih rendah dibanding triwulan II 2018 yang mencapai 32,53% dari pagu anggaran. 

Sedangkan pada sisi pendapatan pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 48,08% lebih tingi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 45,08% dari pagu anggaran. Kondisi tersebut didorong oleh peningkatan dana bagi hasil akibat adanya pembayuaran dana tunda salur DBH 2017 dari pemerintah pusat.

Sistem stabilitas keuangan daerah Riau pada triwulan II 2019 dan terjaga di tengah melambatnya kinerja perekonomian. Ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga Riau pada triwulan II 2019 secara umum tetap terjaga, sejalan dengan NPL sektor korporasi yang membaik di tengah kredit korporasi dan RT yang melambat.
 
Indikator kinerja perbankan di Riau pada triwulan II 2019 meningkat dibandingkan triwulan sebelunya. Peningkatan uini ercermin dari membaiknya pertumbuhan aset dan LDR, serta membaiknya NPL di tengah melambatnya pertumbuhan kredit dan DPK.  
Sedangkan transaksi pembayaran tunai di Riau triwulan II 2019 tercatat mengalami net outflow. 

"Hal tersebut menandakan jumlah uang yang disalurkan oleh Bank Indonesia kepada masyarakat (outflow) lebih besar dibandingkan jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia melalui perbankan (inflow). Sementara itu, transaksi melalui kliring dan BI-RTGS mengalami penurunan baik dari sisi nominal maupun sisi jumlah warkat transaksi dibanding triwulan sebelumnya," jelas Decymus lagi. (rid)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -