Post Demokrasi Parasit Sebut Media Besar Jadi Suara Partai dan Korannya Tidak Laku
Rabu, 16 Oktober 2019 - 17:21:45 WIB
 
TERKAIT:
   
 

JAKARTA (DetakRiau.com) Masa depan demokrasi dan partai politik berada dipersimpangan jalan dari prinsip universal keadilan, kebebasan dan persamaan.

Masalah lainnya adalah Ketua Umum Partai harus tergantung pada pemilik modal. Di Italia namanya Firma Politik, CEO Politik atau Bohir Politik nama lainnya.

Ini dikatakan Firman Noor peneliti LIPI di Gedung DPR Jakarta rabu (16/10/2019).

Konsekuensinya lainnya lalu partai mengalami ketergantungan kepada pemilik uang perorangan. Malah hingga sampai bukan kader bisa ditempatkan jadi Duta Besar lewat jalan pintas, ujarnya.

Makanya setelah post demokrasi, partai tidak dihiraukan lagi oleh masarakat, elite partai jadi pragmatis, media jadi parasit untuk hanya menyenangkan kelompok tertentu dan sudah hilangnya respek antar sesama politisi, paparnya lebih jauh.

Setelah politisi sekarang lebih banyak hanya menjual mimpi dan menakut nakuti rakyatnya, imbuhnya.

Yang kemudian dibalas oleh rakyat dengan tidak mau membaca berita politik di koran besar. Sampai koran tidak lagi dibaca oleh rakyat. Setelah rakyat berganti menggunakan sosial media saat media sudah jadi bagian dari jaringan partai politik, ungkapnya.

"Hal ini awal mulai muncul dari Italia lalu ke Thailand", urai dia.

Ironinya demokrasi kita sekarang berada diatas Singapura tetapi berada dibawah Timor Leste yang baru merdeka, kata Firman Noor. Erwin Kurai

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -