BPBD Riau Merasa Kecolongan, Fokus Antisipasi PLTA, Banjir di Daerah Lain
Selasa, 24 November 2020 - 22:17:59 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU (DRC) - Terlalu fokus mengamati dampak debit air dari PLTA Koto Panjang, antisipasi luapan air sungai akibat tingginya curah hujan di sungai lain terabaikan. Sehingga tiga daerah di Riau sudah terlebih dahulu terpapar banjir seperti Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu (Inhu) dan Kuantan Singingi (Kuansing).

Hal ini tak ditampik Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edwar Sanger. Karena awalnya pihak BPBD fokus mengantisipasi banjir akibat luapan debit air PLTA Koto Panjang. 

“Yang dimaksud di luar perkiraan itu adalah, karena kami awalnya antisipasi banjir akibat debit air di PLTA Koto Panjang dibuka. Namun terhadap beberapa daerah yang telah terjadi banjir, ternyata akibat meluapnya air sungai akibat hujan dan air pasang,” ujarnya, Selasa, (24/11/2020).

Edwar menambahkan, sejauh ini beberapa daerah di Riau yang sudah terpapar banjir, yakni terdapat di Kabupaten Pelalawan, Inhu dan Kuantan Singingi atau Kuansing. Dilaporkan untuk Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuansing, banjirnya sudah selesai.

“Banjir di Kuansing itu bukan dari meluapnya Sungai Batang Kuantan, melainkan ada sungai-sungai kecil lain yang meluap. Sedangkan di Indragiri Hulu dan Pelalawan, banjir terjadi akibat rop atau pasang besar,” sambungnya.

Banjir di Pelalawan sejauh ini terus mendapat pemantauan. Banjir yang sebelumnya dilaporkan terdapat dua daerah di kabupaten itu, yakni di Desa Lubuk Kembang Bunga dan Air Hitam.

Menurut Edwar, banjir tersebut bukan disebabkan dari meluapnya air dari sungai Kampar yang merupakan hulu dari berbagai sungai di daerah itu, melainkan memang meluapnya sungai Tesso Nilo dan Air Hitam.

“Memang di dua desa di Pelalawan itu baru mulai, tapi sudah ditangani,” ujarnya saat dihubungi mediacenterriau.go.id, Minggu, 22 November 2020 di Pekanbaru.

Dia menjelaskan, lain cerita kalau PLTA (Koto Panjang) sudah membuka pintu waduk. “Maka bisa saja air yang mengisi sungai Kampar bermuara ke sungai-sungai di Pelalawan,” kata Edwar.

Dia menambahkan, sejauh ini upaya penanganan banjir di dua desa tersebut masih bisa ditangani oleh BPBD setempat, dengan tetap berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Riau.

Edwar menambahkan, hingga kini upaya koordinasi itu masih terus berjalan untuk memastikan kondisi ketinggian air, dan sejauh mana potensi banjir akan menggenangi rumah-rumah warga. 

“Di dua desa di Pelalawan itu, kami sudah menurunkan tim untuk penanganan,” sambungnya. Memang, ketinggian air yang menggenangi pemukiman membuat jalan utama di desa tersebut terganggu. (rid/MCR)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -