Putri Wahyuni Korban Musibah Sriwijaya Air SJ-182 Anak Baik dalam Keluarga
Minggu, 10 Januari 2021 - 23:11:44 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU (DRC) - Jatuhnya pesawat terbang Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di atas perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) menjadi duka kecelakaan pesawat udara terburuk di awal tahun 2021. Salah satu korban merupakan warga Kota Pekanbaru Putri Wahyuni Effendi dan suaminya asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Banyak kerabat korban yang pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Lancang , Pekanbaru itu mengungkapkan kabar duka di media sosial (Medsos) sabtu sore tersebut. Bahkan akun IG korban yang ditelusuri media ini, memperlihatkan postingan prosesi akad nikah yang cukup semarak.

Ucapan duka cita juga berasal dari pejabat Pemerintah Kota Pekanbaru, seperti halnya diungkapkan Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru Ayat Cahyadi atas jatuhnya pesawat terbang Sriwijaya Air SJ-182, Sabtu (9/1/2021) kemarin. 
"Saya turut berduka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang terjadi kemarin, dan sampai sekarang baik Basarnas masih proses pencarian pesawat beserta dengan penumpang yang ada dalam pesawat tersebut," kata Ayat Cahyadi saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya, Ahad (10/1/2021).

Kepada keluarga korban, Ayat meminta agar bersabar dan menunggu informasi lanjutan dari tim yang bekerja mencari pesawat beserta penumpangnya. Ia juga meminta agar keluarga korban menghubungi tim, call center ataupun posko-posko yang telah disediakan.

"Kepada semua keluarga untuk sabar mendapatkan informasi dari Basarnas maupun posko-posko yang telah disediakan. Kalau memang ada warga Pekanbaru, kita khususkan lagi agar sabar dan untuk segera melaporkan kepada posko-posko yang telah disiapkan untuk disampaikan data-data warga Pekanbaru," terang Ayat.

Menurutnya, pesawat tersebut jatuh tidak jauh dari wilayah DKI Jakarta, sehingga posko-posko pengaduan dibuka di wilayah tersebut.

"Sekali lagi, kepada keluarga yang di Pekanbaru untuk mencari informasi kepada posko maupun call center yang telah disediakan. Karena ini diperkirakan jatuhnya masih di lautan Kepulauan Seribu yang tidak jauh dari wilayah Ibu Kota Jakarta, makanya poskonya itu di Tanjung Priuk," pungkasnya.

Sementara itu, Novrita Purwanti kakak ipar dari Putri Wahyuni Effendi, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengungkapkan bahwa korban akan berangkat ke Pontianak untuk Ngunduh Mantu. 

"Mereka ke Pontianak untuk acara ngundu mantu, semacam resepsi nikah lagi di sana. Pas nikah dulu belum sempat mengadakan acara di sana karena Covid-19, jadinya ditunda, dan kamis (7/1/2021) kemarin," kata Novrita.

Menurutnya, menjelang Putri berangkat tidak ada tanda-tanda akan terjadi hal seperti itu. "Putri baik-baik saja," ucapnya.

Dikatakannya, selama di tinggal bersama suaminya di Jakarta, Putri sering video call bersama keluarga terutama orang tuanya.

Ia menilai, sosok Putri merupakan orang yang baik, tidak ada hal-hal buruk yang membuat nama baik keluarga tercemar. "Putri selama ini baik-baik aja kok, nggak ada melakukan hal-hal yang aneh lah," sebutnya.

Terkait perkembangan kabar adik iparnya saat ini, Novrita bersama keluarga Putri hanya menunggu informasi. "Kami pun masih menunggu, menunggu informasi keluarga dari pontianak dan abangnya Putri. Kita lihat informasi dari berita TV aja baru," ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Rismulia yang merupakan teman dari Putri Wahyuni Effendi. Ia mengaku kaget saat mendengar bahwa temannya juga menjadi dalam peristiwa tersebut.

Mendengar kabar tersebut, Rismulia langsung mengecek Instagram milik Putri Wahyuni Effendi dan juga keluarganya.

"Pas saya lihat IG, Putri Wahyuni Effendi sempat buat status kalau pesawatnya delay. Dan ketika saya cek IG kawan lain, udah pada buat status mohon doa agar tidak kenapa-kenapa gitu dan menunggu kabar dari dia. Tentu saya terkejut, tidak menyangkalah," ujar Rismulia saat dikonfirmasi.

Ia mengatakan, selama ini dirinya mengenal Putri Wahyuni Effendi sebagai sosok yang ceria, ramah, humble dan tidak sombong.

"Kebetulan memang kenal sama beliau, namun memang tidak kenal dekat kali. Pertama kenal dengan beliau itu saat sama-sama mengurus surat-surat untuk pernikahan di KUA. Kebetulan kami bertemu saat ngurus surat-surat nikah. Dan ternyata tanggal pernikahan kami juga sama yakni di tanggal 7 Maret 2020," ujarnya.

Meski tidak kenal dekat, namun dirinya memang sering melihat update story instagram milik Putri Wahyuni Effendi. Karena Putri Wahyuni Effendi yang diduga menjadi salah satu korban Sriwijaya ini bisa dikatakan seorang selebgram di wilayah Rumbai.

"Kebetulan kami juga sama-sama tinggal di daerah Rumbai, jadi memang tau dan kenal. Dan kebetulan dia juga jual Parfum, baju dan juga tas. Saya sempat beli juga. Karena memang sebelum nikah, dia juga sudah suka jualan. Makanya bener-benar kaget denger kabar ini," bebernya.

Ia menceritakan bahwa sosok Putri Wahyuni Effendi memang terlihat sangat ramah, humble dan tidak sombong. "Saat di KUA juga kami ngobrol dan memang orangnya sangat ramah. Ketika ditanya juga dia mau jawab dengan ramah, bahkan saat itu dia yang nyamperin. Orangnya memang sangat humble dan ramah," sebutnya.

Rismulia mengungkapkan bahwa dari kabar yang didapatnya, Putri Wahyuni Effendi berkunjung ke Pontianak untuk membuat acara Ngunduh Mantu. "Jadi dari kabar yang saya dapatkan, dia datang ke rumah mertuanya untuk ngadain acara ngunduh mantu yang sempat tertunda gara-gara pandemi Covid-19. Yang saya dengar kabarnya begitu," ungkapnya.

Ia berharap segera ada kabar baik dari evakuasi pesawat Sriwijaya Air. "Doanya tentu yang baik-baik," ucapnya.

Diketahui, dari data manifes pesawat Sriwijaya Air SJY-182 yang dinyatakan hilang dan diduga jatuh dalam penerbangan Jakarta-Pontianak, terdapat pasangan suami istri yang diketahui berasal dari Pekanbaru, Riau.

Pasangan tersebut adalah Ihsan Adhlan Hakim dan istrinya Putri Wahyuni Effendi. Keduanya menikah pada pertengahan bulan Maret 2020 lalu di Kota Pontianak.

Dalam penerbangan tersebut Ihsan dan istrinya, Putri Wahyuni duduk bersebelahan, dengan nomor bangku 15 A dan 15 B.

Putri Wahyuni merupakan warga Kota Pekanbaru, Riau itu. Pada biodata di akun facebooknya disebut pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, serta alumni di MAN 1 Pekanbaru. Sedangkan sang suami, Ihsan, diketahui warga asal Pontianak.

Beberapa jam sebelum naik pesawat, Putri Wahyuni mengunggah video di Instagram Story. Ia menyebut pesawat yang akan ditumpanginya mengalami delay. "Udah tinggal jalan, tahunya delay," tulisnya. 

Basarnas Mencari

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito mengatakan operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu dilaksanakan selama 24 jam tanpa henti. Pengamatan dilakukan dengan sisem sif.

"Kami melakukan operasi SAR selama 24 jam. Secara teknis operasional, operasi SAR pada malam hari kami laksanakan dengan cara pemantauan maupun sif," katanya melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Ahad.

Ia mengatakan, Basarnas masih menerapkan pola operasi pencarian yang sama, yaitu pencarian di permukaan air, di dalam air, dan penyisiran di garis pantai. Basarnas juga telah mengerahkan BN Basudewa yang dilengkapi alat deteksi bawah air milik Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari koordinat pasti keberadaan dua kotak hitam pesawat.

"Sinyal dari dua kotak hitam pesawat diyakini sudah terdeteksi, berjarak antara 150 meter hingga 200 meter dari tempat pesawat jatuh," tuturnya.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra. (rid)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -