Haul ke-6 H Tenas Effendy, Mengingat Amanah Tunjuk Ajar Melayu yang Mendunia
Rabu, 03 Maret 2021 - 16:49:15 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Haul ke-6 tahun Budayawan Melayu almarhum H Tenas Effendy menjadi momen pengingat masyarakat Melayu terhadap amanah almarhum 
khususnya pada Tunjuk Ajar Melayu. Tunjuk Ajar Melayu yang sangat monumental ini tidak hanya sangat bermanfaat pada anak cucu di Riau, tapi juga pada dunia Melayu di negeri lain. 

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Syahril Abubakar, pada peringatan Haul ke enam (28 Februari 2015-28 Februari 2021) yang diselenggarakan di Balai Adat Melayu 
Riau, Pekanbaru, Rabu (3/3/2021). Pada peringatan ini, juga dijemput Syarahan Budaya Prof Dr Alaidin Koto.

"Pada Haul ke-6 alm H Tenas Effendy ini kita mencermati pemikiran-pemikiran, cita-cita, niat dan hajat beliau terhadap Bumi dan marwah Melayu ke depan, ini tetap kita sejalankan, sesuai dengan amanah beliau," sebut Datuk Seri Syahril  Abubakar.

Lanjut Syahril, hingga kini kita masyarakat Melayu masih melaksanakan amanah beliau, seperti Tunjuk Ajar Melayu yang sangat monumental dan sangat bermanfaat terhadap anak cucu ke depan. Semua itu dihimpun beliau dari apa apa 
yang sudah menjadi adat budaya kita. 

"Dengan kesungguhan beliau selama berpuluh puluh tahun beliau tunak dengan adat Melayu ini, beliau sebagai budayawan, sehingga sampai hari ini dapatlah kita rasakan manfaat bagaimana Tunjuk Ajar Melayu yang sudah terdokumentasi dengan baik. Bahkan menjadi bahan pendidikan melayu muatan lokal," jelas Datuk Seri Syahril lagi.

Bahkan Tunjuk Ajar Melayu bukan hanya dipakai oleh orang di Riau saja, tetapi di seluruh dunia melayu memakai pemikiran-pemikiran ayahanda ini. "Sehingga tak salah Tunjuk Ajar Melayu ini sudah diakui sebagai Budaya tak Benda Indonesia. Jadi, Tunjuk Ajar Melayu itu menjadi acuan pembentukan karakter dan menjadi bahan pendidikan nasional," tukasnya sembari menambahkan, alm Tenas  Effendy telah menerima penghargaan Bintang Maha Putera Nararya dari Presiden RI dua tahun lalu.  

Datuk Seri Syahril Abu Bakar juga menyampaikan, sejarah peran alm Tenas, baik dalam hal adat budaya, serta pemikiran berdirinya BUMA (Badan Usaha Milik Adat). Hal itu tercetus mengingat saat lalu pernah PLN memutus aliran listrik 
Balai Adat Melayu Riau, akibat sempat dihentikannya pendanaan dari pemerintah daerah. Sehingga dicetuskan LAMR boleh mendirikan badan usaha, sesuai AD/ ART. 

Hal itu tak terlepas untuk tujuan mengembalikan hak hak masyarakat adat.  "Tujuannya, LAMR jangan hanya bergantung dari pemerintah daerah saja, sehingga 
LAMR perlu membentuk usaha, agar LAMR tetap eksis berdiri. Jadi, berdirinya BUMA ini sebagai jawaban atas gagasan Datuk Tenas Effendy yang menjadi kerisauannya juga," jelasnya. 

Pada kesempatan itu, juga sambutan Syarahan Prof Dr Alaidin Koto yang membahas peran dan manfaat Tunjuk Ajar Melayu, yang diamanahkan alm Tenas Effendy. 

Manfaat dari Tunjuk Ajar Melayu itu sendiri, saat ini kita rasakan bagaimana tentang ajaran akhlak dan budi pekerti. "Diangkatnya derajat suatu daerah, berawal dari ilmu dan iman masyarakatnya," urai Alaidin Koto yang mengaku juga 
akan terus belajar tentang Budaya Melayu.

Di akhir syarahannya, Prof Dr Alaidin Koto menyempatkan diri membacakan Puisi khusus, berjudul PAK TENAS.

PAK TENAS

Enam tahun sudah engkau tinggalkan kami

Pergi yang takkan kembali lagi

Kepergian yang sangat berarti

Kehilangan yang takkan terganti



Engkaulah Melayu sejati

Tutur katamu lembut menghunjam hati

Busanamu cerminan kerendahan hati

Begitulah Melayu membawakan diri



Engkau kembali ke pangkuan ilahi

Jasadmu kini di dalam bumi

Tapi jiwa dan semangatmu tetap bersama kami

Di atas bumi



Pak Tenas

Dari mulutmu keluar pepatah dan petuah

Dari tulisanmu tergores pesan-pesan indah penuh hikmah

Engkau rajut dunia Melayu dengan ukhuwah 
Ketepikan perbedaan angkat marwah


Melayu satu walau beda daerah



Engkau tinggalkan petuah tunjuk ajar

Ingatkan Melayu tidak larut dalam cabar

Hilang jati diri tercerabut akar

Oleh peradaban yang singgah di tepi bandar


Walau jasadmu kini telah pergi

Budi dan jasamu kan tetap abadi

Di hati kami anak negeri



Selagi masih ada bumi

Petuah hikmahmu kan terus terpatri

Takkanlah Melayu hilang di bumi



Bumi Melayu,  3 Maret 2021


Alaiddin Koto

 (rid)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -