PEKANBARU, detakriau.com - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Zainal Arifin menanggapi serius persoalan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Riau.
Diskes Riau juga sudah mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan kabupaten kota.
Zainal mengatakan, pihaknya meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kasus DBD di Riau.
Selain itu, agar kasus DBD tidak terus bertambah, kata Zainal lagi, setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik). Dan itu adalah anggota keluarga di masing - masing rumah.
"Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk. Jadi 3 M itu yang harus digiatkan," katanya.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2023 ini, sebanyak total 810 warga Riau terserang penyakit DBD.
Kabar buruknya, dari total tersebut 7 orang diantaranya meninggal dunia akibat DBD tersebut.
Dilansir cakaplah.com, hingga rekap Bulan Juni 2023, daerah terbanyak yang terserang DBD adalah adalah Kota Pekanbaru dengan 169 kasus per Januari sampai Juni 2023.
Dumai menjadi daerah terbanyak kedua yang terserang DBD sepanjang tahun ini dengan 134 kasus.
Sementara itu, daerah lain di Riau rata-rata terserang kurang dari 100 kasus sepanjang tahun ini. Meranti menjadi daerah paling sedikit terserang dengan total baru 3 kasus.
Kadiskes Riau, Zainal Arifin mengatakan, adapun dari 7 orang yang meninggal akibat DBD, terdiri dari Kampar dua orang, Dumai dua orang, Siak dua orang, dan Rokan Hulu satu orang.
"Kalau dari data terakhir yang direkap yakni Bulan Juni, terjadi 124 kasus di seluruh Riau dengan meninggal 1 orang di Dumai," kata Zainal, Selasa (25/7/2023).
Lebih jauh, kata Zainal, pihaknya meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan masyarakat untuk mewaspadai ancaman kasus demam berdarah di Riau.(rid/ckp)
