PS KPP LPPM Unri Ungkap Kerusakan Mangrove di Kabupaten Bengkalis dan Beri Solusi
Senin, 27 November 2023 - 09:48:01 WIB
 
Dr Muhammad Fauzi bersama Tim PS KPP LPPM Unri sedang berada di lokasi Mangorve
TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Hutan mangrove, yang sering disebut sebagai "hutan di antara laut dan darat" adalah ekosistem unik dan penting yang menawarkan banyak keuntungan ekologis dan ekonomis. Mereka juga berperan sebagai ekosistem yang tak ternilai. Ekosistem ini berada di zona intertidal di pesisir dan estuari dan menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna.  

Seperti halnya Mangrove di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau seluas 26.757 hektar yang merupakan sebagian besar dari seluruh ekosistem mangrove di Provinsi Riau memainkan peran penting dalam konservasi lingkungan dan ekosistem. Hutan mangrove sangat penting untuk menjaga garis pantai dari abrasi, apalagi kawasan Mangrove yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang dianggap rawan abrasi.

Dari jumlah tersebut, Bengkalis juga memiliki 1.628 hektar mangrove yang potensial untuk direhabilitasi. Penanaman mangrove telah dilakukan untuk mencegah abrasi dan melestarikan ekosistem lingkungan, terutama di daerah pesisir. Langkah strategis ini dilakukan mengingat erosi telah merusak hutan mangrove dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengancam keanekaragaman hayati dan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Diketahui, di Bengkalis, erosi mangrove disebabkan oleh faktor alami seperti perubahan arus laut dan faktor manusia seperti pembangunan pesisir dan penggundulan hutan.

Begitu pentingnya peran dan fungsi Mangrove dari sisi ekologis dan ekonomis, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau melalui Pusat Studi Kawasan Pantai dan Perairan (PS KPP) melakukan Analisis Karakteristik Kerusakan Mangrove Akibat Erosi di Kabupaten Bengkalis. LPPM PS KPP Unri yang diketuai oleh Dr. Muhammad Fauzi dan Drs. Ahmad Muhammad, M.Si melakukan kajian ke beberapa kawasan antara lain di Tanjung Leban Bukit Batu dan Sungai Pakning.

Fauzi menyebutkan, kerusakan mangrove terjadi secara bertahap, dimulai dari pinggiran hutan yang mengalami penurunan kualitas tanah dan vegetasi. "Dengan hilangnya mangrove, garis pantai menjadi lebih rentan terhadap bencana alam dan habitat keanekaragaman hayati berkurang. Selain itu, kerusakan mangrove berdampak pada sektor pariwisata dan perikanan, mengurangi pendapatan masyarakat," ujar Dr. Muhammad Fauzi menjelaskan.

Lebih jauh dijelaskan, untuk mengatasi kerusakan mangrove di daerah tersebut, beberapa solusi disarankan, antara lain, pengelolaan pesisir terintegrasi (pengelolaan yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi); restorasi dan rehabilitasi mangrove, di mana masyarakat setempat terlibat dalam program penanaman kembali mangrove; dan edukasi dan penyadaran masyarakat: meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian mangrove; dan pencegahan erosi.

"Diharapkan informasi ini akan memberikan wawasan dan solusi yang bermanfaat untuk pelestarian mangrove dan pengembangan berkelanjutan di Kabupaten Bengkalis karena kerusakan mangrove yang disebabkan oleh erosi merupakan masalah serius yang membutuhkan tindakan segera," pungkas Dr Muhammad Fauzi.

Ditambahkannya, Mangrove adalah kelompok tanaman yang mampu bertahan hidup di lingkungan air asin. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi ekstrim seperti air pasang, tanah berlumpur, dan tingkat garam yang tinggi membuat tanaman ini unik. Mangrove memiliki sistem akar yang rumit yang membantu pertukaran gas, menstabilkan sedimentasi, dan melindungi garis pantai.

Mangrove memiliki banyak manfaat. Mangrove melindungi pantai dari erosi dan gelombang. Banyak spesies hewan, seperti ikan, burung, dan burung, tinggal di mangrove. Banyak dari spesies ini langka dan terancam punah. Sebagai penyimpan karbon, ekosistem mangrove berkontribusi pada pengurangan perubahan iklim dengan menyerap dan menyimpan karbon dengan baik. Untuk pendukung ekonomi masyarakat Mangrove mendukung aktivitas perikanan dan pariwisata.

"Mari bersama-sama kita turut menyelamatkan hutan Mangrove, untuk kemaslahatan masyarakat banyak, terutama kepada anak cucu nanti," harap Dr Muhammad Fauzi. (*)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -