PEKANBARU (DetakRiau.com)-Dinas Pariwisata Provinsi Riau pada 2017 fokus pada tiga program untuk memajukan sektor pariwisata, yang diharapkan menjadi pemasukan baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
''Ada tiga fokus yang dilakukan pada tahun ini. Pertama, pembangunan infrastruktur, kemudian pengembangan sumber daya manusia dan ketiga adalah promosi,'' kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Fahmizal Usman kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, fokus pertama untuk peningkatan sarana infrastruktur menuju destinasi wisata menjadi prioritas yang mutlak untuk dilakukan. Menurut dia, hal ini juga sudah menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat dalam hal alokasi anggaran.
Jalan menuju destinasi Bono di Pelalawan mendapat pendanaan paling besar dari APBD Riau dan APBN. ''Dana infrastruktur sebesar Rp123 miliar sudah dianggarkan tahun 2017 untuk jalan destinasi wisata Bono, anggarannya dari APBD Riau dan APBN. Selain itu, ada juga untuk jalan menuju Candi Muara Takus anggarannya sekitar Rp70 miliar,'' kata Fahmizal.
Program kedua, dinas pariwisata juga akan terus mempersiapkan sumber daya manusia. Dari institusi pendidikan formal, dukungan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas sistem edukasi di sekolah tinggi pariwisata dan sekolah menengah kejuruan.
''Sedangkan dari lembaga nonformalnya berupa pemberian sertifikasi melalui lembaga sertifikasi profesi. Selain itu dengan membentuk kelompok desa wisata dan juga sapta pesona,'' katanya.
''Sadar wisata itu yang paling penting, harus ada sadar wisata dari masyarakatnya sendiri supaya jadi tuan rumah yang baik,'' lanjut Fahmizal Usman.
Program ketiga, dan yang tidak kalah penting menurut Fahmizal, adalah promosi atau komunikasi marketing. Kemajuan teknologi digital kini makin memudahkan untuk mempromosikan wisata Riau ke seluruh dunia.
''Promosi yang efektif untuk bisa dilakukan dari media sosial, media massa dan penyelenggaraan iven,'' katanya.
Ia menyadari, promosi destinasi wisata lewat penyelenggaraan acara seperti festival bisa menjadi pintu masuk untuk mengenalkan potensi tersebut kepada khalayak ramai. Contohnya adalah penyelenggaraan Festival Benteng Tuanku Tambusai yang diselenggarakan di Kabupaten Rokan Hulu pada Desember 2016. Selain itu, ada juga Festival Ekuator di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar yang tujuannya juga serupa.
''Festival Tuanku Tambusai itu misi utamanya adalah mendorong potensi wisata di Benteng Tujuh Lapis di Rokan Hulu, sedangkan Festival Ekuator itu untuk mempopulerkan bahwa di Riau ada tugu ekuator dan peninggalan kereta api zaman penjajahan agar jadi objek wisata,'' ujar Fahmizal Usman.
Menurut dia, secara kasat mata dampak dari keseriusan di sektor pariwisata Riau sudah mulai terlihat. Berdasarkan angka kunjungan, lanjutnya, hingga Oktober 2016 jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Riau mencapai sekitar 55 ribu orang. Jumlah itu sudah melebihi angka kunjungan turis asing selama 2015, yang mencapai 54.347 orang.
Sementara itu, untuk jumlah wisatawan nusantara atau domestik, hingga Oktober 2016 mencapai 4,9 juta orang. Jumlah tersebut juga melampaui angka kunjungan selama 2015 yang mencapai 4,3 juta wisatawan.
''Angka total untuk 2016 masih kita hitung secara keseluruhannya. Saya optimistis jumlahnya ada peningkatan hingga 25 persen dibandingkan 2015,'' katanya. (e2)
(f: int)