Keempat pembicara tersebut,  yakni seorang psikolog,  Arie Garda Nand Jaya, M.Psi, Wirda Mansur seorang Presiden Millennial Anti Bokek,  Sri Fitria Retnawat, SSi MT Wakil Rektor 1 Umri, dan Dr Santoso, SS MSi, Dosen Psikologi Umri. 

Arie Garda Nand Jaya MPsi berharap para mahasiswa  menjadi orang hebat untuk memajukan negeri ini dengan kemampuan mereka. "Tema ini saya angkat dengan harapan teman-teman mahasiswa benar-benar mengetahui siapa masing-masing diri mereka sesungguhnya, sehingga mereka dapat menjadi peribadi yang unggul dengan kemampuan mereka masing-masing untuk bangsa ini.," urainya. 

Arie Garda mengatakan,  apapun tujuan akhir mereka setelah lulus kuliah, apakah melanjutkan studi, bekerja di pemerintahan, di perusahaan multi nasional ataupun menjadi pengusaha, diperlukan upaya mengenal diri sebagai langkah untuk memperoleh kesuksesan karir.  "Seperti kata Steve Jobs “Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be fully satisfied is to do what you believe is great work and the only way to do great work is to love what you do. Yang saya tuliskan juga dalam materi yang saya sampaikan," jelasnya. 

Lanjutnya, mengenali diri tidak hanya tentang mengetahui secara fisik saja, atau komponen-komponen yang sudah tampak saja (lahir, domisili, tempat kuliah, status keluarga), tapi juga tentang internal dan eksternal faktor yang mempengaruhi masa depan dan karir.  Kemudian bagaimana selanjutnya untuk menunjukan diri pada Dunia siapa “AKU”.

Pemateri ini membagi tema materi dalam 4 outline, dengan tujuan agar teman-teman mahasiswa UMRI memperoleh gambaran langkah demi langkah dalam mempersiapkan dan meniti karir. Ini penting sebagai persiapan untuk berkarir, sehingga mendapatkan formula karir yang tepat (Career Fit Formulation). 

Dalam materinya  dikatakan,  Belajar filosofi jepang tentang makna (IKIGAI) yang kemudian di sederhanakan, sehingga memperoleh Career Fit Formulation. Kemudian mengukur diri sendiri (Self Assessment), apakah individu kemudian mengenal faktor internal dan eksternal dalam karir. "Perlu melihat tantangan dalam karir masa depan di era 4.0, selain mengenal eksternal faktor dalam karir," jelasnya. 

Ada yang menarik pada sesi pertanyaan di tengah pemberian materi, yang diajukan oleh seorang mahasiswi yang bernama Annisa tentang Pasion. Ia bertanya mengenai bagaimana jadinya jika berkarya mengikuti passion, namun penghasilan tidak cukup untuk kehidupan sendiri ataupun keluarga. 

"Pertanyaan ini yang memang selalu menjadi hantu bagi mereka yang bekerja mengikuti passion. Karena memang seringkali yang terjadi adalah passion yang dimiliki dan dikerjakan tidak diminati oleh pasar (market)," urainya. 

Sementara itu,  pembicara Wirda Mansur dalam materinya menyampaikan bagaimana mengenal diri sendiri, menggali potensi dengan banyak sekali cara. "Kita ingin itu, kita ingin ini. Kerja keras kita lakukan, melakukan perjuangan yang beda dari yang lainnya juga gitu. Tapi satu yang paling utama dan sering kita lewatkan adalah "KONSISTEN". Konsisten terhadap arah kebaikan yang tuju," urainya. 

"Ketika awal memulai semangat.. Tapi jika kita tidak konsisten ya sama aja. Jadi harus KONSISTEN, " tambahnya pula. 

Sedangjan,  Sri Fitria Retnowati SSi,  MT Wakil Rektor I,  Universitas Muhammadiyah Riau mengangkat tema Role and Professionalism. Dalam seminar ini pembicara memberikan pemaparan tentang bagaimana mahasiswa memiliki jiwa professional dalam menjalankankan perannya sebagai individu.

"Menghadapi pekerjaan kedepan, dharapkan seluruh mahasiswa dapat menjalankan peran mereka secara professional, yaitu menjalankan tugasnya dengan benar, dengan tambahan ilmu, skill dan etika yang baik. Sikap professional ini dicerminkan juga dengan sifat Rasulullah yaitu shidiq, amanah, fathonah dan tabligh. 

Seminar ini ditutup dengan memberikan test yang menarik untuk mahasiswa untuk melihat karakteristik dan pekerjaan yang cocok dengan kepribadian mereka.(rid)