Riau Urutan 18 Nasional, Capaian Vaksinasi Sudah 73 Persen
Senin, 27 Desember 2021 - 21:48:05 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Capaian vaksinasi di Provinsi Riau saat ini telah mencapai 73,03 persen. ?Sedangkan untuk capaian vaksinasi dosis kedua baru mencapai sekitar 40,40 persen. Dari angka tersebut membuat Riau bertengger di posisi 18 tingkat nasional dalam vaksinasi.

"Ahamdulilah Riau urutan pencapauan vaksinasinya naik ke posisi 18 se Indonesia, Riau makin melaju dan hari ini kita sudah diatas bengkulu," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Masrul Kasmy, Senin (27/12/2021).

Masrul menjelaskan, selama Desember ini pelaksanaan vaksinasi ditengah masyarakat terus dikebut. Sehingga angka capaian vaksinasi di Riau terus merangkak naik. Bahkan selama satu bulan ini Riau berhasil menyalip sejumlah provinsi untuk capaian vaksinasinya.

"Selama desember ini Riau berhasil meninggal provinsi Bengkulu, lampung, Sumsel, NTT, Sumbar, Kalnar, Sulsel dan Kalbar untuk capaian vaksinasinya," ujarnya.

Masrul merincikan, ?kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 1 COVID-19 di atas 75 persen adalah Kota Dumai (80,40%) dan Kota Pekanbaru (94,90%). Kabupaten/kota yang memiliki capaian vaksinasi 2 COVID-19 di bawah 75% adalah Kuansing 72,61 persen, Bengkalis 72,12 persen, Pelalawan 71,99 persen, dan Inhu 71,16 persen.

Sedangkan yang ?masih dibawah 70 persen adalah Rohil 69,12 persen, Siak 68,33 persen, Meranti 66,89 persen, Rohul 66,56 persen, Kampar 65,07 persen dan paling rendah adalah Kabupaten Inhil 64,31 persen.

Pemerintah Imbau

Penyebaran Omicron semakin luas dan telah terdeteksi di 115 negara di dunia dengan total kasus mencapai lebih dari 184 ribu. Di Indonesia sendiri, hingga Minggu (26/12/2021), kasus konfirmasi Omicron telah mencapai 46 kasus yang hampir semuanya adalah pelaku perjalanan luar negeri yang berasal dari berbagai negara. Sementara kasus Omicron lainnya adalah pekerja di pusat karantina Wisma Atlet yang tertular dari pelaku perjalanan luar negeri.

Oleh karena itu, pemerintah kembali mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri yang tidak esensial.

“Pemerintah kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika bukan untuk sesuatu yang benar-benar urgent,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers terkait Perkembangan Penanganan COVID-19 dan Evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (27/12/2021) secara virtual.

Menko Marves menegaskan, pemerintah terus memperkuat pengawasan di pintu masuk negara dan melakukan pengetatan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.

“Pemerintahan akan terus mengawasi pengawasan di pintu masuk Indonesia. Pengetatan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri akan dilakukan untuk mencegah kebocoran di bandara maupun tempat karantina,” tegasnya.

Pemerintah juga telah menyiapkan skenario dalam mengantisipasi lonjakan kedatangan pelaku perjalanan internasional yang diperkirakan akan terjadi pada awal tahun mendatang.

“Kami sudah melakukan kontingensi atau skenario kedatangan 5.000 lebih pada masyarakat Indonesia yang kembali dari luar negeri mulai tanggal 1 (Januari) sampai dengan tanggal belasan (Januari). Oleh karena itu, tetap kami akan memberikan karantina 10-14 hari sesuai negara asal datangnya,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mempersiapkan Bandar Udara (Bandara) Juanda sekaligus pusat karantina di Surabaya sebagai alternatif pintu masuk kedatangan dan tempat karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.

“Kita harus bagi, karena kalau sampai 6.000 yang masuk (dari luar negeri) semua di Jakarta itu akan repot karantinanya. Jadi akan kita bagi nanti Surabaya dengan Jakarta,” kata Luhut.

Dalam keterangan persnya, Menko Marves menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan berbagai langkah tegas untuk mencegah masuknya varian Omicron dan menjaga agar pandemi COVID-19 tetap terkendali pada tingkat yang rendah.

“Sudah 164 hari kasus tetap rendah sejak puncak kasus varian Delta pada 15 Juli yang lalu, dan hingga saat ini belum terlihat adanya indikasi peningkatan kasus akibat gelombang Omicron,” tuturnya.

Luhut menambahkan, tingkat perawatan di rumah sakit dan tingkat kematian akibat COVID-19 juga masih menunjukkan tanda-tanda yang sangat terkendali.

“Namun sekali lagi, pemerintah tetap super hati-hati dan waspada, karena masih banyak ketidaktahuan kita mengenai virus ini,” pungkasnya, dilansir media centerriau. (rid/mcr)



 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -