Daerah Penyuplai Tertular PMK, Stok Hewan Kurban di Riau Minim
Kamis, 02 Juni 2022 - 23:22:46 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau - Ketersediaan atau stok hewan kurban, baik sapi, kerbau dan kambing di Provinsi Riau untuk menghadapi hari raya Iduladha 1443 Hijriyah mengkhawatirkan. Karena, dari kebutuhan sebanyak 42.000 ekor yang tersedia hanya sekitar 12.000 ekor atau sebesar 30 persen. 

Kondisi ini tentu menyulitkan masyarakat mencari sapi untuk hewan kurban hari raya Iduladha. Kondisi itu diperparah, provinsi tetangga yang selama ini diandalkan bisa mensuplai sapi kurban wilayahnya positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak. Sehingga dilarang mengeluarkan hewan ternak ke provinsi lain. 
 
Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Faralinda Sari, dilansir cakaplah.com, Kamis (2/6/2022).
 
"Ketersediaan hewan kurban kita hanya 30 persen yang lokal. Kalau kebutuhan kita itu 42 ribu, itu termasuk sapi, kerbau dan kambing," kata Faralinda. 
 
Dia mengatakan, biasanya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban, Riau selalu disuplay dari provinsi tetangga, seperti Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut) dan Lampung. 
 
"Namun kondisinya seperti di Sumbar saja belasan kabupaten/kota wilayahnya terpapar PMK. Sedangkan kalau daerah positif PMK tidak boleh ada pengeluaran sapi, nanti kalau sapi mereka keluar dan masuk Riau, sapi peternak kita yang tertular," terangnya. 
 
"Begitu juga Sumut kondisinya sama. Di Sumatera ini semua provinsi sudah tertular PMK, kecuali Provinsi Bengkulu. Lampung juga sudah banyak yang kena PMK," sambungnya. 
 
Disamping sapi dari luar Provinsi Riau, khususnya di provinsi yang tertular PMK tidak boleh masuk Riau, sapi lokal dari daerah penghasil juga mengalami hal sama. 
 
"Sapi lokal ini yang menjadi masalah itu daerah penghasil positif PMK. Jadi tidak boleh ada pengeluaran hewan ternak dari daerah tersebut. Seperti Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), di sana salah satu kantong ternak di Riau. Artinya produksi ternaknya tinggi di sana, dan bisa mensuplay di Pekanbaru. Itu yang menjadi masalah saat ini," jelasnya. 
 
"Sebab kondisi sekarang kalau kita membiarkan hewan ternak dari daerah yang terpapar PMK ke daerah belum positif itu kan bahaya. Sedangkan dari daerah sakit ke daerah sakit saja itu pasti ada penambahan kasus PMK," tambahnya. 
 
Tak hanya masyarakat, Faralinda mengakui, pedagang sapi kurban di Riau juga mengeluhkan kondisi ini. Sebab mereka kesulitan memasukan sapi dari provinsi tetangga ke Riau. 
 
"Tapi sekarang sudah ada pengirim dari Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk ke Pekanbaru, sudah ada rencana mau masuk sekitar 2.000 ekor sapi untuk suplay kurban," tukasnya. (rid/ckp)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -