Gubri Bersama BRGM Launching Program Kedai Kopi Riau, Ajak Lestarikan Mangrove
Rabu, 31 Agustus 2022 - 22:02:42 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Sebagai upaya untuk restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di Provinsi Riau, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove launching program Kedaireka Kolaborasi, Partisipasi dan Inovasi (Kedai Kopi) Riau.


Kedai Kopi Riau ini merupakan program kolaborasi antara BRGM bersama instansi pendidikan di Indonesia untuk melestarikan lingkungan, khususnya gambut dan mangrove.


Untuk saat ini, program Kedai Kopi Riau ini difokuskan di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten Bengkalis, Siak, Kepulauan Meranti dan Kabupaten Indragiri Hilir.
 

Pada kesempatan tersebut juga sekaligus dilakukan lepas sambut mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Riau (Unri) untuk restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di Provinsi Riau.


"Hari ini kami mengikuti kegiatan launching program Kedai Kopi dari kerja sama BRGM bersama UNRI dan IPB. Ini suatu langkah yang patut kita apresiasi kepada BRGM yang menginisiasi kegiatan ini," ucap Gubri, di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (31/8/22).


Gubri Syamsuar menyampaikan, dengan adanya kegiatan ini, Pemprov Riau bisa dibantu oleh mahasiswa IPB termasuk Unri, yang langsung turun ke lapangan dan akan memberikan edukasi kepada masyarakat.


Baik itu berkaitan edukasi bagaimana mencintai lingkungan, sekaligus edukasi untuk memberikan pembelajaran bagi petani Riau untuk melakukan pertanian yang sesuai kondisi di lapangan dan ramah lingkungan.


"Riau ini kan paling suka tanaman sawit, padahal sawit itu bukan semuanya bisa segalanya bisa mensejahterakan. Masih banyak juga tanaman lain yang bisa mensejahterakan. Pemahaman itulah yang kami harapkan adik mahasiswa turun ke lapangan yang bisa memberikan edukasi kepada masyarakat kita," ujarnya.


Mantan Bupati Siak ini menambahkan, bagaimanapun saat ini pemerintah memang harus peduli terhadap lingkungan, karena jika tidak begitu akan berdampak terhadap berbagai hal, terutama bagi lingkungan dan ekonomi.


Untuk itu ia berharap kedepannya dengan upaya melestarikan lingkungan, pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, lebih maju dan sekaligus menyelamatkan negeri ini agar lestari.


Sebutnya, apabila dikelola dengan baik, banyak potensi yang bisa dikembangkan di lahan gambut ini seperti, kopi liberika, nanas, jahe, talas ungu, jagung, sagu, aren, kemudian juga cabe, padi dan lainnya.
 

"Karena itulah BRGM ditugaskan pemerintah bagaimana bisa melakukan restorasi gambut. Sekarang kita tahu bahwa mangrove dan gambut ini termasuk punya pengaruh menurunkan emisi karbon, dan ini harus menjadi tugas kita bersama," tutupnya.


Sekedar informasi, sekira 60 persen wilayah Riau merupakan lahan gambut. Terluas di Indonesia. Di Riau sendiri wilayah gambut terluas di Kabupaten Inhil.

Ajak Lestarikan Mangrove 

Selain memperhatikan lahan gambut, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga mengajak semua pihak terutama mahasiswa yang tergabung dalam program Kedaireka Kolaborasi, Partisipasi dan Inovasi (Kedai Kopi) Riau yang diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dapat melestarikan gambut.

Melalui program Kedai Kopi Riau ini, Gubri mengharapkan para mahasiswa tersebut mengedukasi masyarakat akan pentingnya mangrove bagi kehidupan, bahkan juga berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Riau ini berkenaan dengan mangrove cukup luas, sehingga pada waktu kegiatan hari pers nasional di Sulawesi Tenggara saya bersama rekan gubernur lainnya diberi mandat meningkatkan mangrove," ujarnya, di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (31/8/22).

Gubri menerangkan, rehabilitasi mangrove di Riau menjadi PR bersama. Karenanya, ia memohon mahasiswa Program Kedai Kopi Riau bisa memotivasi masyarakat di daerah untuk berperan aktif budidaya mangrove 

Ia menjelaskan, sudah ada beberapa daerah di Riau yang sukses budidaya mangrove. Seperti sudah ada pembibitan mangrove di Bengkalis dan ada di Indragiri Hilir.

Sebutnya, dari pembibitan tersebut, Gubri melihat bagaimana petani mendapatkan sumber rezeki, mulai pembenihan sampai pengolahan buah mangrove.

"Itu yang membuat bibit itu itu rata-rata suku dari Suku Laut, coba nanti lihat bagaimana pintarnya masyarakat mulai dari kecil bibitnya sampai jadi besar mereka merawat dan kebanyakan ibu-ibu," ujarnya.

Oleh karena itu sebut Syamsuar, dari keberhasilan tersebut dapat dilihat bagaimana masyarakat diedukasi, dan diberikan pelatihan-pelatihan, hingga sukses melakukan budidaya mangrove sendiri.

"Jadi karena itulah tentunya kami harapkan juga mangrovenya juga perlu kita perhatikan, karena Riau ini juga banyak daerah-daerah pesisirnya sudah rusak mangrovenya, rusak mangrove ini juga antara lain yang lebih besar disebabkan abrasi," ucapnya.

Syamsuar menambahkan, salah satu penyebab rusaknya mangrove di Riau karena beberapa daerah Riau langsung berhadapan dengan Selat Malaka, sehingga dihantam gelombang yang cukup besar pada musim tertentu.

Untuk itu ia berharap, program Kedai Kopi Riau ini bisa sedikit banyaknya membantu memperbaiki kerusakan mangrove yang ada di Riau.

"Jadi ini tentunya patut kita dukung apalagi tentunya Riau ini juga bagian Indonesia yang memang cukup luas (mangrove) dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Makanya itu mari kita sayangi ini dan sekaligus juga baik gambut maupun juga mangrove ini termasuk besar penurunan emisi karbonnya," tutupnya.(rid/mcr)


 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -