Sastra
Cerpen: Teman SMP ku
Jumat, 31 Mei 2024 - 14:17:12 WIB
 

TERKAIT:
   
 

Namaku adalah Tika. Aku ingin bercerita sedikit tentang teman di SMP ku. Dulu aku memiliki teman bernama Yohana. Yohana merupakan teman baikku pada saat SMP. Ia Yohana jelas dengan nama nya bahwa dia beragama Kristen. Tetapi dia orang nya baik.


Pada saat hari pertama sekolah, kelas 7 SMP. Yaitu pada saat pembagian kelas,  guru menyebutkan nama-nama murid di kelas tersebut. Lalu, nama yang di sebut baris di lapangan. Nama Yohana di panggil duluan, dia pun berbaris di lapangan. Setelah nama Yohana, nama ku juga di panggil, dan aku pun berbaris. Aku berbaris di belakang Yohana. Ternyata aku sudah mengenal Yohana sebelum kami masuk sekolah. Aku mengenalnya di media sosial. Jadi aku menegur nya pada saat baris itu.


Aku: ini Yohana ya?


Yohana : iya, kenal dari mana?


Yohana tidak mengenaliku, karena aku di media sosial jarang mengupload foto. Setelah baris kami masuk ke kelas,aku dan Yohana duduk bersebelahan. Aku menceritakan ke dia bagaimana aku bisa mengenalnya. Aku mengenalnya di media sosial yaitu Facebook, di Facebook itu dia sering posting foto muka nya. Tentu saja aku mengenalinya.


Tapi kami sekolah hanya beberapa hari aja, karena pada saat itu lagi ada penyakit covid-19, kami belajar  lewat hp yang memakai aplikasi classroom.Tentu saja susah, karena pada saat mengerjakan tugas kita ga di bimbing guru, jika ada soal yang payah, kita sedikit sulit untuk menanyakannya. Karena guru pasti punya kesibukan, ga selalu on time saat membalas chat. Sedangkan waktu terakhir ngantar tugas nya terus berjalan.


        Semenjak itu, kami sering mengerjakan tugas bersama-sama. Kami berkomunikasi lewat whatsapp dan mengerjakan jika ada tugas yang di kasi oleh guru. Kami mencari jawaban masing-masing, dan kalau ada jawaban yang ga tau, kami saling bertanya. Itu yang membuat kami dekat, karena kami saling membantu satu sama lain. Karna keseringan bekerja sama saat mengerjakan tugas.


        Tapi, belajar online bagi kami Sangat ga seindah yang kami bayangkan, ga bisa jumpa teman-teman dan ga bisa di ajari langsung oleh guru. kita harus melawan rasa malas, Apa lagi jika ga tau jawabannya. Pada saat kelas 1 aku jarang buat tugas, karena malas. Tapi aku cuma beberapa saja yang ga di kerjakan, sehingga pada saat terima rapor aku mendapatkan ranking 5. Kalau Yohana dia banyak tugas yang belum di kerjakannya, jadi nilai dia turun drastis. Dia mendapatkan ranking 19.


        Hari terus berlalu, kenaikan kelas 2 pun tinggal beberapa hari lagi. Kami takut kalau bakalan pisah kelas.


 'takut dapat teman yang ga sefrekuensi'.  Ucap Yohana


Teman yang ga bisa di ajak kerja sama untuk ngerjain tugas dan yang mau ajak kenalan duluan,


''Kayak kau tika''  kata Yohana.


        Di situ pun aku hanya ketawa melihat dia bilang kayak begitu. Aku malu ketika dia bahas pertemuan awal kami, soalnya kata Yohana di situ aku sokab, kalau kata anak zaman sekarang si sokab itu sok akrab.


Hari kenaikan kelas pun tiba, kami kira kelas nya bakalan di acak. Ternyata gak, Alhamdulillah. Aku sama Yohana sangat senang, karena kami gak jadi pisah kelas. Pada saat kelas 8, masi covid-19, tetapi tetap belajar di sekolah. Kami masi duduk berdua, kami duduk di barisan kedua. Tapi sayangnya kami di pindahkan ke belakang, karena barisan kami cewek semua. Tapi ga masalah buat kami, asal kami jangan di pisah.


Di saat kami belajar, kami menggunakan masker. Itu syarat biar bisa belajar di sekolah, satu kelas pada memakai masker untuk menghindari covid, sebenernya si sesak nafas pakai masker terus, tapi ya gimana lagi. Yang penting bisa belajar.


Pada kelas 2 SMP, kami belajar sangat rajin. Kami ga mau kayak kelas 1 yang dulu, terlalu meremehkan tentang nilai, tidak mengerjakan tugas-tugas. Sehingga saat terima rapor mendapatkan nilai yang jelek.


Ternyata usaha kami gak sia-sia, pada saat terima rapor semester 1 kelas 2, kami memendapatkan juara di kelas, aku mendapatkan juara 3 dan Yohana mendapatkan juara 2, kami sangat senang dan bangga atas pencapaian kami.


       Semester 2 pun tiba, kami berusaha mendapatkan juara 1 di kelas, kami sering belajar bersama-sama di rumah ku, bukan Yohana saja. Aku juga kadang main ke rumah Yohana. Tapi cuma sesekali soalnya kami punya kesibukan masing-masing.


Itu bukan halangan bagi kami, kami kan satu sekolah. Jadi,sering jumpa. Kami sering berfoto-foto di sekolah sebagai kenangan, lalu Yohana mengupload nya di media sosial. Ternyata kami ga bisa mendapatkan juara 1, kami mendapatkan dengan juara yang tetap Yohana 2 dan aku 3.


Tapi gak masalah, yang penting kami udah berusaha. Yang juara 1 nya hebat bisa pertahankan juara nya, yang juara 1 tersebut bernama Mufidah. Dia juara dari kelas 1 SMP. Tentu saja payah untuk mengejar nilainya.


2 tahun telah berlalu, kami mau menaiki kelas 3 SMP. Ternyata waktu cepat berlalu,tahun depan udah sekolah baru. Kami kira kelas nya masi tetap, ternyata pada saat kelas 3 SMP, kami pisah kelas. Yohana mendapatkan kelas 9.2 dan aku mendapatkan kelas 9.8 . Kelas nya sangat jauh, kami sangat sedih. Tapi masih bisa main bareng kok, Yohana terkadang main ke kelas ku, dan aku juga begitu sebaliknya.


Di kelas ku terdapat murid yang pintar, dia mendapatkan juara umum. Di situ aku sangat kepikiran


''bisa ga ya juara lagi''  ucap ku.


Alhamdulillah nya masih bisa bertahan, di semester 1 aku mendapatkan juara 3. Di situ hati ku tenang, ya walaupun tetap. Yang penting gak turun.


Di kelas 3 SMP ini, aku jarang bermain dengan Yohana. Karena dia udah punya kawan baru, dan aku juga sama. Jika keluar main kami bertemu, paling cuma senyum aja. Walaupun jarang jumpa di sekolah karena kelas jauh, kami tetap berkomunikasi lewat whatsapp. Kami saling menceritakan kejadian yang lucu di kelas masing-masing.


Ujian akhir sekolah pun tiba, di situ aku fokus belajar. Karena ini adalah nilai akhir, aku takut nilai nya rendah untuk masuk SMA nanti. Kami ujian pakai hp, tapi sayang nya pakai aplikasi yang ga bisa buka aplikasi lain. Jadi nya ga bisa lihat google deh.


Pada saat ujian pun, Yohana menghampiri ku ke kelas. Dia bertanya tentang soal nya


''Soal yang tadi payah ya" Ucap Yohana.


"Iyaa, aku tadi ada yang asal jawab" Ucap ku


Yohana pun bilang


'' Aku juga, lagian kita ga pelajari itu'


Kami kesel, karena soal ujian tersebut jauh dari apa yang kami pelajari. Tapi nilai kami lumayan memuaskan.


 Setelah lulus SMP, aku dan Yohana di sekolah. Dia masuk ke SMA sedangkan aku masuk SMK. Kami jarang ketemu, apalagi komunikasi. Kami mempunyai  kesibukan masing-masing, mungkin kalau di hari libur kami akan bertemu lagi.


Pengarang
Balqis Prastika merupakan Siswa kelas X TE 1 SMKN 2 Dumai



 


 


 


 

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -